Sebagian Anggaran Disdik Diduga Fiktif


LOMBOK TENGAH, sasambonews.com,- Anggaran Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Lombok Tengah, disorot. Sebagian anggaran program di instansi tersebut diduga fiktif, seperti yang diungkapkan Ketua LSM Kasta NTB, L.Munawir Haris.

Dikatakannya, sebagian angaran Disdik di APBD 2017 tidak wajar dan berpotensi dipiktifkan oleh oknum-oknum tertentu.  Diantaranya program Peningkatan Angka Kredit (PAK) dan dana pemberian reward bagi guru berprestasi.
Untuk PAK,  jumlah yang dianggarkan Disdik sebesar Rp 100 juta. Padahal selama ini biaya pegurusan PAK seperti pembelian ATK dan lain-lain, sepenuhnya ditanggung guru. Begitu juga dengan proses penilaian, dilakukan langsung oleh LPMP. Sehingga jika anggaran program dibebankan kepada daerah, menurutnya sangat tidak beralasan. “ Selama ini tidak ada sepeserpun uang yang dikeluarkan Dikpora, lalu untuk apa uang ini,” kata Munawir Haris di rumahnya, Selasa (28/2).

Yang lebih gila lagi kata Munawir, untuk program pemberian reward guru berprestasi, dana yang dianggarkan Disdik mencapai Rp 600 juta lebih. Sementara selama ini penghargaan yang diterima para guru berprestasi, nyaris tidak ada.” Guru berprestasi selama ini diberikan reward berupa ibadah umroh, tapi tidak mungkin menghabiskan anggaran Rp 600 juta, ini kan sangat aneh,” terangnya.

Untuk itu dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan hearing ke Disdik Lombok Tengah untuk meminta  penjelasan.
 “ Insya Allah dalam wakatu dekat kaimi akan melakukan hearing ke Disdik. Tidak hanya masalah anggaran siluman ini, kami juga akan mempertanyakan beberapa kasus yang belum terselesaikan, seperti pencurian brangkas, DAK dan kasus-kasus lain,” pungkasnya.

Menanggapi hal tersebut, Plt Kepala Disdik Lombok Tengah, H.Lalu Dipta menepis segala tudingan tersebut. Menurutnya seluruh anggaran program Disdik yang ada di APBD 2017, sudah sesuai kebutuhan.
Ia menjelaskan, dana PAK senilai Rp 100 juta, akan digunakan untuk honor tim penilai. “Penilaian dilakukan di luar jam dinas, jadi harus diberikan honor dan besarannya sudah diperhitungkan dengan matang,”jelasnya.

Adapun dana reward bagi guru berprestasi, jumlahnya tidak mencapai Rp 600 juta. Sebab jumlah guru berprestasi yang diberikan hadiah ibadah umroh, tidak lebih dari 6 orang. Indikator penilaiannya pun sudah sangat jelas dan dilakukan secara terbuka, sehingga tidak ada peluang bagi pihak manapun untuk “bermain” di dalamnya.“Saya tidak begitu ingat jumlahnya, tapi saya yakin tidak sampai Rp 600 juta,” jelasnya.
Secara pribadi pihaknya mengapresiasi kritikan tersebut. Karena kritikan dan masukan yang diberikan kepada Disdik Lombok Tengah, membuktikan bahwa kepedulian masyarakat terhadap dunia pendidikan sudah sangat besar. Pihaknya pun mengajak masyarakat mengawal kinerja Disdik, demi Lombok Tengah yang lebih baik. |wis


Subscribe to receive free email updates: