SINAR NGAWI™ Ngawi-Konsep perpaduan antara Pagelaran Festival Wayang Nusantara 2016 dengan perpaduan Festival Ngopi dan kuliner Angkringan bernuansa tempo dulu, digelar di Alun-Alun Merdeka Ngawi, Minggu (30/10). Sementara perhelatan ini juga sebagai bentuk syukur atas ditetapkannya 1 Juni sebagai Hari Lahirnya Pancasila oleh pemerintah.
“Seperti diketahui bersama wayang kulit sebuah seni hiburan yang didalamnya mengandung pesan-pesan positif jadi tidak salah jika pagelaran ini menjadi bagian untuk mengenang lahirnya Pancasila. Selain itu untuk masyarakat Ngawi identik dengan ngopi angkringan dan jajanan lawas sehingga keberadaanya harus dilestarikan,” terang Kanang, sapaan akrab Bupati Ngawi.Masih ditempat yang sama, Saifulah Yusuf yang biasa dipanggil Gus Ipul Wakil Gubernur Jawa Timur selaku penanggung jawab acara menuturkan, kegiatan pagelaran wayang nusantara ini selain bentuk sosialisasi 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila, festival ini juga dilakukan untuk mengajak semua masyarakat untuk kembali, mengingat Pancasila sebagai bagian dari kehidupan bangsa Indonesia.
“Malam ini sebagai bagian dari Festival Wayang Nusantara yang keliling terus. Kita bersyukur bahwa Presiden telah menetapkan 1 Juni menetapkan Hari Kelahiran Pancasila, untuk mensyukuri hal tersebut, kita membuat wayang keliling. Dan di Ngawi ini menjadi bagian dari sepuluh daerah di Jawa Timur yang diadakan pagelaran wayang kulit,” jelas dia.
Tambahnya, pagelaran wayang kulit sebagai satu bentuk sosialisasi yang efektif dalam menyampaikan nilai-nilai Pancasila, mengingat bagi masyarakat Jawa wayang ini tidak sekadar tontonan, tetapi juga mengandung tuntunan.
Pewarta: kun/pr
Editor: Kuncoro