Modal Stamina Ampas Timnas Indonesia yang Minimalis di AFF 2014


Portal Berita Bola ~ Piala AFF 2014 jadi kisah tidak menyenangkan lainnya bagi Indonesia. Pada Piala AFF edisi ke-10, dimulai pada 22 November 2014, Timnas Indonesia gagal lolos ke semifinal untuk ketiga kalinya sepanjang sejarah keikutsertaan di turnamen sepak bola terakbar di Asia Tenggara ini.

Secara khusus, hasil tersingkir di penyisihan grup ini jadi yang beruntun buat Indonesia karena hasil sama dicatatkan pada penyelenggaraan edisi sebelumnya (Piala AFF 2012). Padahal, Indonesia berangkat ke Hanoi, Vietnam, dengan target tertinggi: jadi juara untuk kali pertama!

Salah satu cara mewujudkan ambisi itu, PSSI melalui BTN (Badan Tim Nasional) yang kala itu dipimpin La Nyalla Mattalitti, pada medio November 2013 kembali menunjuk Alfred Riedl untuk jadi pelatih Timnas Indonesia. Alfred menggantikan posisi Jacksen F. Tiago yang diminta kembali ke Persipura Jayapura.

Kembalinya Alfred ke kursi panas pelatih Timnas Indonesia jadi yang ketiga kalinya, setelah pada momen pertama di Piala AFF 2010 (membawa Indonesia jadi runner-up). Alfred ditunjuk Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) pada awal September 2012 untuk menangani Tim Garuda di Piala AFF 2012.

Namun, ketika itu Federasi Sepak Bola Indonesia itu tengah dilanda dualisme sehingga KPSI yang merupakan PSSI versi KLB Ancol pimpinan La Nyalla Mattalitti, tidak bisa mengirimkan skuat ke Piala AFF 2012 karena AFF memutuskan tim versi PSSI yang dilatih Nilmaizar, yang berhak jadi peserta. Alhasil, Alfred Riedl batal mendampingi tim di Piala AFF 2012.

Selang setahun kemudian, pelatih asal Austria itu kembali ke Indonesia untuk mempersiapkan tim di Piala AFF 2014. Meski kesepakatan dengan BTN terjalin sejak November 2013, setelah pertandingan melawan Arab Saudi di kualifikasi Piala Asia 2015 (5/3/2014), Alfred Riedl tetap tidak memiliki banyak waktu untuk mempersiapkan timnas di Piala AFF 2014.


Jadwal kompetisi yang padat serta adanya momen kampanye jelang Pemilihan Umum Presiden, membuat tim pelatih timnas kesulitan menyusun jadwal pemusatan latihan.

Imbasnya, seluruh pemain baru bisa berkumpul satu pekan jelang keberangkatan ke Hanoi atau tiga hari sebelum kick-off penyisihan Grup A yang dihuni Indonesia bersama Filipina, Laos, dan tim tuan rumah Vietnam. Hal itu dikarenakan kompetisi reguler baru berakhir pada 7 November 2014.

Minimnya waktu berlatih bersama dalam pemusatan latihan jadi salah satu faktor utama kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2014. Satu lagi adalah buruknya kondisi fisik dan stamina (kebugaran) pemain untuk bermain dalam turnamen dengan jadwal ketat seperti Piala AFF. Hal itu karena pemain sudah bertarung habis-habisan bersama klub masing-masing dan tidak memiliki waktu jeda ideal.

Dengan stamina tidak mendukung, Alfred Riedl mengaku kesulitan menerapkan strategi permainan yang diinginkannya. Alih-alih memainkan permainan bola-bola pendek, timnas jadi memainkan umpan-umpan lambung karena strategi awal tidak berjalan baik lantaran stamina pemain yang tidak bugar.

Subscribe to receive free email updates: