Tak Ada Pergantian Panglima TNI

Tak Ada Pergantian Panglima TNI

BERIKAN KETERANGAN : Presiden Joko Widodo bersama Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Mensesneg Pratikno, Seskab Pramono Anung memberikan keterangan pers terkait isu pergantian Panglima TNI di Istana Negara, Jakarta, Rabu (9/11). (Foto : SM/Ant)

JAKARTA – Presiden Joko Widodo memerintahkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengusut penyebaran informasi bohong mengenai pencopotan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Presiden menilai penyebar info hoax tersebut ingin memanaskan suasana.

Jokowi menegaskan, tidak ada keretakan hubungan antara dirinya dan Gatot Nurmantyo. Dia bahkan mengatakan selalu bersama Gatot dalam bertugas.

”Nanti tanya ke Panglima sendiri. Wong tiap hari juga dengan Panglima. Kemarin siang kami makan siang satu jam lebih, juga dengan Panglima. Nanti biar Panglima yang jelasin,” kata Presiden setelah acara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional di Istana Negara, kemarin. Jokowi menegaskan, Jenderal Gatot Nurmantyo selama ini telah bekerja dengan baik dan sesuai dengan instruksi.

Karena itu, tak ada alasan bagi Presiden untuk memberhentikan Gatot. ”Saya tegaskan, tidak ada penggantian Panglima TNI. Beliau telah bekerja pagi, siang, dan malam dengan baik.”

Gatot yang mendampingi Presiden juga menyanggah isu tersebut. Menurutnya, jika ada pergantian Panglima TNI, dia pasti dipanggil terlebih dahulu oleh Presiden.
”Yang mengangkat saya adalah Presiden. Tentu jika ada pergantian, Presiden memanggil saya terlebih dulu. Orang-orang saja yang mengada-ada. Karena itu, saya tidak memberikan komentar apa pun,” kata Gatot.

Menilai Sendiri

Saat ditanya apakah isu tersebut diembuskan untuk memanaskan situasi yang sudah mulai terkendali, Gatot meminta para jurnalis menilai sendiri. ”Saya malam bersama Presiden, pagi sama Presiden. Kemarin di Mabes AD bersama Presiden, kemudian makan siang bersama Presiden dengan Pak Kapolri. Terus ada isu saya mau diganti. Silakan dianalisis sendiri oleh rekan-rekan (wartawan), kalau informasi yang tidak benar pasti ada tujuan kan?” ujar pria kelahiran Tegal tersebut.

Sebelumnya, Gatot membantah rumor yang menyebutkan dirinya berkeinginan menjadi presiden. ”Rumor tersebut tidak benar. Apabila saya berkeinginan menjadi presiden, maka saya telah melanggar sumpah saat disumpah menjadi perwira. Saya lebih baik menjadi tumbal untuk melaksanakan tugas menjaga ke-bineka tunggal ika-an, daripada saya menjadi presiden,” tegasnya.

Gatot juga mengatakan, sebagai Panglima TNI, atasannya adalah Presiden. Karena itu, dia harus taat dan loyal kepada Presiden. ”Antara lain saat diperintahkan melaksanakan tugas menjaga ke-bineka tunggal ikaanIan ini dapat dilihat saat aksi damai 4 November yang lalu,” imbuhnya. (SM)

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :