Anak-Anak Ikut Demo, Polisi Ancam Bubarkan KNPB Timika

Anak- anak  Pribumi Papua yang ikut aksi sedang memegang spanduk penolakan Trikora dan mendukung ULMWP di terima menjadi Anggota Tetap di MSG/ Doc. MG (19/12/2016).
Timika (KM)--- Aksi  serentak dilaksanakan oleh tiga Faksi perjuangan Kemerdekaan Papua Barat  di seluruh Indonesia  tepatnya hari penolakan Tiga  Komando Rakyat  (TRIKORA) di  wilayah Mimika sempat  diancam  bubarkan aksi yang di mediasi oleh  Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dari pihak  kepolisian setempat,  Senin, (19/12/2016)  di Jl. Sosial  Bendungan -Timika.

Aksi  yang awalnya  berjalan damai  dan lancar itu sempat tegang antara pihak polisi dengan kordinator  lapangan hingga diancam bubarkan aksinya.  Ketegangan adu mulut   sempat terjadi  namun tidak  begitu lama hingga negosiasi berlangsung dengan damai.

Ketegangan  itu bermula  dari  aksi  masa  KNPB Mimika membawah anak - anak di bawah umur. Korlap mengarahkan anak-anak tersebut memegang spanduk sehingga polisi memaksa menggantikan pemegang spanduknya. 

Kapolres Mimika  Viktor Makbon, saat adu mulut  mengungkapkan  anak - anak itu  pergi tidur atau pulang kerumah  saja. Jangan memaksa libatkan mereka, ini anak kecil.   

Selain ini kata dia, ada undang undang untuk perlindungan anak sehingga aksi dilaksanakan secara dewasa aman dan tertip, dikatakan saat negosiasi berlangsung.

Para anggota KNPB  juga sempat mengatakan  orang tua mereka telah  dibunuh oleh aparat sehingga layak memegang spanduk dan bediri di barisan depan aksi masa. Mereka hadir  disini  sebagai perwakilan keluarga  korban.

Ada juga mengungkapkan merekalah yang  akan melanjutkan perjuangan bangsa  ini, sehingga membiarkan mereka sampai  akhir kegiatan aksi hari ini, dikatakannya jelang nogosiasi.

Sem Ukago Sekretaris umum KNPB Wilayah Mimika  dalam orasi politik mengatakan  lihatlah wajah kolonial yang menutup ruang demokrasi. Padahal hak- hak sipil, politik, keamanan, hukum HAM dan kebebasan berekspresi  pun dijamin oleh hukum Internasional, namun kita dibatasi.

Diapun bersaksi cara aparat red yang mana memunculkan konfilik horizontal antara  orang Papua dan orang Papua, misalnya  kasus terakhir perang suku  di Kwamki Narama. 

Misalnya, aparat   membunuh di  Banti  lalu menghantar  ke daerah  Kwanki Narama,  SP1, atau SP 2. Modus inilah yang digunakan di Timika  sehingga antara  orang - orang sipil  menjadi musuh diantara kita.  Hal itu  disampaikan ditengah - tengah  aksi masa KNPB dan Kapolres  Mimika.  

Sekjen KNPB ini mengajak setiap kita  menganalisa dan menelusuri  setiap perkara kecil maupun besar lalu bertindak.  Jangan mudah terprovokasi, karena segala  upaya sedang  dimainkan oleh pihak ketiga  untuk  memecah bela orang Papua.

Pantauan awak media ini, ada beberapa titik kumpul  aksi masa  dan kota dihadang  dan ditangkap oleh  pihak kepolisian setempat.

Polisi juga menghadang, dipukul bahkan ditahan  kepada masa aksi  seperti seperti di  Nabire, Jayapura, Merauke, Wamena dan Jogyakarta .


Pewarta : Marinus Gobai

Subscribe to receive free email updates: