Di Wamena: Sejumlah Aktivis dan Anak -anak Dibawah Umur Mendapat Perlakuan Tidak Manusiawi Oleh Aparat Indonesia

Anak-anak dibawah umur yang ditangkap Polisi. (KM)
Jayapura (KM), Aksi damai yang dimediasi oleh KNPB pada, 19 Desember tidak berjalan lancar lantaran diblokade oleh pihak aparat keamanan. Aksi damai yang bertujuan menolak operasi Trikora yang dikumandangkan presiden Soekarno (19/12/1961) dan mendukung ULMWP masuk menjadi anggota full member di MSG tersebut berujung pada kekerasan dan kejahatan. 

Hal tersebut diperlakukan aparat keamanan Indonesia terhadap masyarakat sipil di Lembah Baliem, Hugulama (Wamena). Banyak aktivis dan rakyat sipil termasuk anak-anak kecil yang hendak menggelar aksi damai senin lalu mendapat perlakuan buruk dari aparat dan militer. 

Sebelum masa aksi kumpul, aparat sudah menguasai beberapa tempat titik kumpul. Ada beberapa titik tertentu seperti Wesaput ditangkap, dipukul, disiksa dan lain sebagainya. Proses penangkapan dan penyiksaan mulai terjadi pada pukul 08:00 pagi. 

Salah satu korban yang mendapat perlakuan buruk oleh aparat keamanan dan militer Indonesia adalah Akatif Hisage (29 tahun) yang juga koordinator lapangan. Akalif sendiri menjadi koordinator lapangan di Wesaput, yang mencakup wilayah Wesaput, Pugima, Walani dan Karu Jaya sekitar. 

Dalam akun resminya, Akatif secara jelas menulis kronologis kejadian dengan jelas. Ia menjelaskan semua kejadian dari pagi sampai malam pada aksi 19 Desember lalu. Bahkan ketika dihubungi wartawan Kabarmapega pada Kamis, (23/12/2016), Ia menjelaskan semua kronologis dengan jelas. Sekitar pukul 08:00 aparat keamanan sudah was – was di beberapa titik kumpul termasuk Wesaput. Pada pukul 10:00 pihak aparat dari kesatuan Brimob dan Sabhara Polres Jayawijaya datang memblokade jalan yang berujung pada penangkapan dan penyiksaan.

 Selanjutnya mereka, masa aksi dbawah ke mapolres Jayawijaya sekitar jam 11:45 siang. Hampir semua masa aksi yang terlibat waktu itu, termasuk anak – anak kecil usia dibawah umur mendapat penyiksaan yang luar bisa. Tidak hanay itu, mereka juga mendapat hujatan kata – kata dari polisi yang sangat melecehkan harga diri dan nilai kemanusiaan. 


Semua massa aksi yang tadinya ditangkap, disiksa dan ditahan di Polres Jayawijaya dapat dipulangkan pada jam 21:25 malam. Peristiwa tersebut banyak melukai beberapa aktivis dan seluruh orang Papua yang terlibat pada aksi tersebut termasuk juga Akatif Hisage. Melalui telepon seluler yang dihubungi Kabarmapega, beliau mengaku dirinya mengalami perlakuan yang sangat kejam dari polisi Indonesia. Kondisi fisik Akatif dan rekan-rekan lain yang terkena pukulan dari polisi  sampai saat ini masih sakit.

 “saya dan teman-teman saya termasuk adik – adik kecil saat itu, banyak yang dapat pukul, disiksa dan sampai dilukai. Saya punya tulang belakang, telinga kiri kanan dan muka saya mengalami luka serius. Sekarang telingga saya masih keluar nanah. Bukan saja saya sendiri ada teman – teman dan anak – anak  keceil lainnya pun sama”, katanya melalui telepon seluler yang dihubungi Kabarmapega, Kamis (23/12/2016). 

Dikatakan, banyak aktivis dan masyarakat sipil lainnya yang belum terdata baik. Katanya, “kami butuh advokasi, kasihan banyak masyarakat dan anak-anak kecil yang tidak tahu apa-apa ditangkap, dipukul dan disiksa sewenang – wenang”, tutur dia sambil mengharapkan keterlibatan dari LSM yang mampu memihak hak sipil dan hak politik masyarakat tersebut.

Liputor: Soleman Itlay
Editor  : Manfred/KM

Subscribe to receive free email updates: