Yogyakarta, (KM)- Lagi-lagi pembungkaman ruang demokrasi kembali terjadi teradap warga negaranya, terutama bagi warga Papua. Hari ini, Senin (19/12/2016) bertepatan dengan Trikora, Soekarno mengumandangkan Trikora di Alung-alng Utara Yogyakarta untuk invasi Militer besar-besaran di tanah West Papua, tepat hari ini juga mahaiswa Papua yang dimotori oleh Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI - WP) Yogyakarta diangkut secara paksa oleh Aparat gabungan dari kepolisian Resort Kota Jogja dan Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Penangkapan paksa ini lakukan saat Mahasiswa Papua dan FRI-WP melakukan aksi unjuk rasa dengan rute aksi Asrama Papua Kamasan I Papua menuju Nol KM Yogyakarta dalam rangka peringati 55 tahun Trikora yang Ilegal di Tanah West Papua dan rebut kemerdekaan orang Papua.
Tulis AMP, Tanggal 19 Desember 1961, Soekarno mengumandangkan Trikora di Alun-Alun Utara Yogyakarta untuk invasi militer besar-besaran di tanah West Papua. Salah satu isi trikora adalah mengagalkan Negara West Papua yang telah dideklarasikan pada 1 Desember 1961 oleh rakyat bersama intelek West Papua dalam sidang Dewan New Guine Rad.
“Trikora merupakan ekspresi awal dilakukannya penjajahan (penjajahn politik, penjajahan ekonomi, penjajahan sosial, penjajahan budaya, penjajahan sejarah dan penjajahan di semua aspek kehidupan) oleh Indonesia atas tanah, bangsa dan negara West Papua,” telas AMP dalam Selebaran aksi.
“Kami diangkut secara paksa, hingga ada beberapa kali pemukulan kepada kawan-kawan aksi masa oleh kepolisian dan intel,” ujar Mikael Kudiai, Sekretaris AMP Wilayah Yogyakarta.
Mikael menjelasakan, massa aksi AMP dan FRI-West Papua di Yogyakarta, ada 39 orang yang diseret di Polresta Yogyakarta. Ada beberapa kawan yang sempat dipukul dengan karet mati hingga dalam mobil truk polisi. “Ada beberapa kali intidimidasi yang mereka lakukan, misal meminta data hingga ada beberapa kali pemaksaan dalam ruang kepolisian,” Katanya.
Kemudian, Silve salah satu massa aksi juga ikut tertangkap kepada media ini mengatakan mereka ditangkap saat melakukan aksi di titik Nol KM/Malioboro Yogyakarta.
“Tadi papukul 07.00 WIB kami mulai menju aksi unjuk rasa dari asrama Papua menuju ke bundaran Malioboro. setibanya di Malioboro, kata Dia, Kami dipukul dan ditangkap kemudian dipaksa masuk kedalam truck Polisi,” jelasnya saat dihubungi via FB.
Saat ini lanjut Silve, 35 mahasiswa Papua ditambah dengan kawan-kawan dari FRI-WP 4 orang sehingga jumlah kami ada 39 yang masih ditahan di Polresta Yogyakarta.
Sementara itu, info yang dihimpun media ini, mareka masih tihan di Polresta DIY sampai saat ini untuk dimintai keterangan. Dan massa aksi yang ditahan mengharapkan solidaritas dari rekan-rekan yang peduli dengan demokrasi.
Liputor: Manfred/KM