Kasat Lantas Polres Lombok Tengah AKP Pratiwi Novianti malah mencurigai setiap orang termasuk wartawan menjadi mata mata atau anggota Ciber Pungli. "Jangan sampai kita terjebak dan dijebak sebab kita tidak tahu siapa diantara masyarakat itu yang menjadi anggota tim ciber pungli, bisa saja wartawan juga ada yang menjadi anggota tim, makanya saya harus hati hati" ungkapnya.
Ketakutan Pratiwi ada benarnya sebab tim siber sudah dilantik dan dikukuhkan oleh Gubernur. Tim tersebut sudah turun ke lapangan untuk mengintai gerak gerik anggota polisi. jika ditemukan maka sangsi berat menanti aparat tersebut. Karena itu terhadap mereka yang tidak lulus ujian sampai berulang ulang, polisi tidak bisa bantu meskipun diakuinya banyak menerima telepon ataupun SMS agar dibantu namun dirinya tidak menyanggupinya. "Banyak yang menempon dan SMS saya untuk dibantu namun saya tetap katakan, silahkan ikuti prosedur, kalau tidak lulus, silahkan belajar" jelasnya.
Sebenarnya kata Pratiwi, tes tersebut tidaklah sulit asalkan ada kejelian dan ketepatan dalam mejawab soal dengan cukup memencet tombol benar dans alah. Kalaupun ada yang protes tombolnya macet maka silahkan wartawan untuk lihat sendiri bahkan silahkan mencoba.
Kasat sendiri mengatakan dari seluruh soal yang diberikan, peserta menjawab diatas 20 soal saja dan benar imereka sudah lulus teori, akan tetapi belum tentu di lulus praktek.
Meski masyarakat menganggap sangat sulit dan berat untuk mendapatkan sebuah SIM saja, namun bagi kasat berpendapat tidak seberapa jika dibandingkand engan di eropa. "Kemarin ada turis bertanya, berapa lama membuat sim di Lombok Tengah dan saya jawab 1 jam sudah bisa, sang turis terkejut sebab untuk mendapatkan sim di negaranya harus bersabar hingga 1,5 tahun. karena setiap tiga bulan ada tes dan bimbingan.
Pertanyaannya adalah apakah AKP Pratiwi akan menerapkan sama dengan di eropa harus menunggu 1,5 tahun dan mengikuti serangkain tes setiap bulan?. (bersambung )