Foto: Dok. Mama Yosepha Alomang |
Saat mentari bersinar menyapa dunia
Kalah itu resah kian mendesah
Merinduh sosokmu sang penyangga keadilan.
Kalbu ini bergeming
Ingin menyapamu Ibu
Saat tak lagi mampu berjumpa
Jiwa Ingin selalu memeluk
Jiwa muliahmu Ibu.
Sukma kian bergelora
Dalam hening
Ketika tiada yang mengenang
Resa gelisa bercampur pilu
Seakan seribu jaram menusuk
Saat nama itu terasing di kalbu
Ibu
Sungguh kau muliah
Kau memuliahkan
Manusia tertindas
Mewartakan suara keadilan
Kaulah martir yang relah
Di hukum pacung demi membelah hak fundamental
Manusia dan bumi Papua
Sungguh kau kukenang
Kegigihan dan kekenianmu melawan kelaliman
Jauh terpatri di dalam jiwa
Dan Ibu,
Andai kini jiwa juangmu terasa
Di jiwa; mungkin insan kan bercermin
Telinga kan mendengar
Seluruh mata kan tertujuh pada
Ketimpangan yang memenjarah
Untuk menentang-Nya
Dalam semangat juangmu
Yang tak kenal patah arang
Didalam jiwa juangmu
Yang menembus langit-langit cakrawala
Kutemukan cahaya kasih
Terima kasih Ibu, Kau palawan
Kau Ibu bangsa
Kau akan terpatri didalam sanobari
Meski ragamu tak bernyawa
Jiwamu akan tetap bernyawa
Hormat-Nya Angganeta manufandu
Karya anak muda Perempuan Papua, Aktivis Perempuan Papua: Dorlince Iyowau
Editor: Muyepimo Pigai