Budaya Suku Mee Semakin Hilang


Foto, Mikael Hironimus Awikigiba Kadepa (Almarum)/KM


Oleh Yunus Gobai

“Budaya itu identitas dan  kekuatan Hidup”

Opini, (KM)--Orang Mee adalah salah satu suku Papua tengah yang hidup meramu beternak dan berkebun. Berciri rambut kriting dan hitam manis. Berata jujur hidup damai dan mudah memecahkan masalah. 

Suku Mee ada dalam 4 kabupaten yaitu:Paniai,Deiyai,Dogiyai,dan Nabire. Semua kabupaten ini budayanya sama dan Bahasanya pun sama.

Sebelum injil masuk di tanah Papua 05 Februari 1855 orang suku Mee telah mengenal dan berpegan nilai nilai regius dalam hidup. Mereka berkata sambil melaksanaan. Hidup diatas aturan orang Mee sendiri tentang jangan membunuh, jangan mencuri, jangan berbuat zina, jangan menyakiti hati orang lain dan jangan ingin milik sesamam manusia, berbagi kasih dan damai diantara mereka. Aturan aturan ini sama hal dengan larangan agama yang diajarkan dalam 10 perintah Allah oleh Musa seperti :

a.   Jangan menyembah berhala, berbaktilah kepadaKu saja, dan cintailah Aku lebih dari segala Sesuatu
b.   Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan tidak hormat
c.    Kuduskanlah hari Tuhan
d.   Hormatilah ibu-bapamu
e.   Jangan membunuh
f.     Jangan berzinah
g.    Jangan mencuri
h.   Jangan bersaksi dusta tentang sesamamu
i.     Jangan mengingini istri sesamamu
j.    Jangan mengingini milik sesamu secara tidak adil.

Maka itu dapat di simpulkan bahwa sebelum nilai nilai agama ada, orang Mee telah mengenal dan dijadikan sebagai budaya dan larangan dalam hidup.

Gererasi mudah perlu Ingat!!

Nilai-nilai budaya suku Mee semaking hilang. Generasi mudah  sekarang telah melupahkan nilai-nilai budaya tentang bagaiamana suku Mee memenuhi Ekonomi Keluarganya, Bagaimana orang harus berusaha untuk menjadi orang suku Mee yang bertanggungjawab dimasyarakat. Bagaimana ketaatan dan serta kepercayaan suku Mee kepada sang Pencipta. Bagaimana rasa sosial suku Mee antara suku dengan yang lain dalam komunitas suku new dan suku Mee dan suku tetangga. serta bagaiaman rasa sosial itu dinyatakan dengan pendataan. 

Semua nilai nilai ini semakin hilang di tengah kelangan mudah generasi penerus karena akan adanya perkembangan zaman. Kalau bukan generasi mudah sekarang siapa yang kita tuntut.
Hilangnya nilai-nilai berharga itu terjadi dari tahun ke tahun, ketika suku Mee diperhadapan nilai budaya yang datang dari luar. Nilai-nilai baru dari luar itu datang serta mempengaruhi suku Mee dalm menerapkan kehidupan social budaya dan agama. Kehidupan ekonomi penegahkan hukum dan keadilan.

Harapan dari Penulis :

Penulis berharap  kepada pembaca khususnya suku Mee bahwa:
a.   Kepada tokoh adat orang Mee tolong memperkuatkan nilai budaya orang Mee.
b.   Kepada masyarakat setempat, tolong hargai dan menghargai nilai nilia budayanya. Dan jangan mempengaruhi budaya lain.
c.    Kepada sekolah sekolah, tolong menerapkan dan memberikan pemahaman yang kuat kepada anak didik mengenai pentingnya nilai budaya. Lebih bagus lagi sehari mengunakana bahasa Mee dan pakaiana budaya Mee.
d.   Kepada orang tua, jangan lupa tugas utama mengenai mendidik dan meberi ilmu mengenai nilai budaya kepada anak didik.
e.   Kepada generasi intelektual yang sedang duduk di bangku pendidikan. Ingat orang Mee hidup dan kuat atas dasar nilai budaya dan nilai nilai relius.

Semoga coretak kecil yang penulis tulis dapat bermanfaat buat suku Mee pada khususnya dan pada umumnya orang Papua akan hilangnya budaya masing masing akan adanya pengaruh besar.

Tulisan ini berasal dari hati yang paling dalam sebagai  anak adat dan cinta budaya, maka itu tolong kepada generasi penerus mempertahankan dan meneruskan. Salam budaya hidup orang papua.


(Umagiyinagobai/KM)


Subscribe to receive free email updates: