MATARAM, Sasambonews.com,- Menteri Kesehatan RI Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, SpM (K) mencanangkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Provinsi NTB di Hotel Grand Legi, Rabu (29/3/2017) sekaligus menunjuk TGB H.M.Zainul Majdi Sebagai Duta ASI (Air Susu Ibu). Hadir Ketua TP. PKK Provinsi NTB Hj.Erica Zainul Majdi, Ketua BKOW Provinsi NTB Hj. Syamsiah M. Amin, dan Kepala SKPD terkait.
Serangkaian dengan kegiatan pencanangan Germas dilakukan pula penandatanganan MoU antara Litbangkes Kementerian Kesehatan RI dengan Gubernur NTB, penelitian dan pengembangan kesehatan di Provinsi NTB dan penyematan Pin Duta ASI oleh Menteri Kesehatan kepada Gubernur NTB.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Dr. Nurhandini Eka Dewi melaporkan pencanangan jni merupakan gerakan nasional sebagai bentuk tindakan preventif atas meningkatnya penyakit tidak menular. Tindakan nyata dari Germas adalah melakukan aktifitas fisik, makan sayur dan buah-buahan, serta tidak merokok dalam kehidupan sehari-hari. “Pencanangan ini diikuti oleh 300 orang dari seluruh kabupaten/kota se-provinsi NTB dan disiapkan pameran mini yang berisi program unggulan dari dinas kesehatan di seluruh kabupaten/kota se-provinsi NTB,” ujarnya.
Provinsi NTB adalah salah satu provinsi dengan cakupan ASI Eksklusif tertinggi di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari ikhtiar terus-menerus dari semua pihak, terutama TP. PKK beserta jajarannya. Adanya kelompok-kelompok pendukung ASI dan Pergub No. 9/2012 tentang pemberian ASI Eksklusif. Pada kesempatan ini, Gubernur NTB terpilih sebagai Duta ASI, karena mencerminkan upaya penguatan peran keluarga/suami dalam mendukung pemberian ASI.
Sementara itu, Gubernur NTB Dr. TGH M Zainul Majdi dalam sambutannya menyampaikan Provinsi NTB sadar betul bahwa isu kesehatan adalah isu yang sangat penting dan strategis. Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat tidak cukup dengan alokasi anggaran yang tinggi. “Provinsi NTB telah mengalokasikan anggaran yang cukup tinggi dalam bidang kesehatan, yaitu sebesar 10%. Namun, hal itu belum cukup untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, butuh kesungguhan dari berbagai pihak terutama keterlibatan dari masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Gubernur mengatakan dengan selalu bersyukur dan mengkonsumsi makanan yang halalan toyyibah adalah salah satu cara sederhana untuk hidup sehat, baik lahir maupun bathin. Selain itu, perlunya mengubah persepsi bahwa makanan lokal adalah makanan yang tidak bergizi menjadi makanan yang justeru bergizi tinggi, juga menjadi cara lain yang cukup efektif. “Banyak sekali makanan lokal atau makanan yang disebut makanan kampung, seperti singkong dan daun kelor dianggap sebagai makanan tidak bergizi. Padahal setelah diteliti, singkong dan daun kelor memiliki kandungan gizi yang luar biasa,” tambahnya.
Tak lupa juga, Gubernur mengajak untuk memulai kebiasan cuci tangan, karena rajin cuci tangan adalah salah satu cara preventif yang baik untuk mencegah berbagai macam penyakit.
Terkait dengan terpilihnya menjadi Duta ASI, Gubernur sangat mengapresiasi. “Gizi buruk bisa dihindari jika para ibu bisa memberikan asi eksklusif kepada anak mereka,” ujarnya. Mengakhiri sambutannya, Gubernur mengajak kepada lembaga adat dan pihak terkait agar sama-sama menyadarkan para ibu untuk memberikan ASI kepada anak-anaknya. “Hak anak yang paling penting untuk dipenuhi adalah dengan memberikan ASI yang terbaik dan eksklusif,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan RI Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, SpM (K) menyampaikan Germas dicanangkan pada 15 November 2016 di Bantul. “Germas lahir karena melihat pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan oleh seluruh masyarakat tidak hanya dilakukan oleh pemerintah,” ujarnya. Menurut Menkes, Permasalahan kesehatan yang timbul saat ini merupakan akibat dari perilaku hidup yang tidak sehat, ditambah lagi dengan sanitasi lingkungan serta ketersediaan air bersih yang masih kurang memadai di beberapa tempat.
Lebih lanjut disampaikan pula bahwa saat ini, Indonesia tengah menghadapi tantangan serius berupa beban ganda penyakit. Perubahan gaya hidup masyarakat ditengarai menjadi salah satu penyebab terjadinya pergeseran pola penyakit dari penyakit menular, seperti Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), Tuberkulosis (TBC), dan Diare menjadi penyakit tidak menular (PTM), seperti Stroke, Jantung, dan Kencing manis.