Sains Fenomena ~ Sejak Pluto ditendang dari statusnya sebagai planet, beragam penemuan yang mengklaim adanya planet "pengganti" mencuat.
Tahun lalu, ilmuwan dari California Institute of Technology mengungkap kemungkinkan adanya planet ke-9 yang tersembunyi di tepian tata surya, diprediksi berukuran 10 kali lebih besar dari bumi.
Kini, riset terbaru mengungkap lagi kemungkinan adanya obyek lain yang masih tersembunyi dari pandangan manusia dan diduga merupakan planet ke-10.
Planet ke-10 tersebut diprediksi berada pada jarak 13,7 miliar kilometer dari matahari, berdiameter 530 kilometer dan butuh lebih dari satu milenium untuk mengelilingi matahari.
Kathryn Volk dan Renu Malhotra dari University of Arizona yang melakukan penelitian mengatakan, hipotesis adanya planet ke-10 muncul ketika mengetahui adanya keanehan di tepian tata surya.
Di wilayah tepian tata surya bernama Sabuk Kuiper, berdiam obyek-obyek langit yang tak begitu dipengaruhi oleh planet- planet besar di tata surya seperti Mars dan Jupiter.
Meski jarak Sabuk Kuiper jauh dari bumi, ilmuwan masih bisa memprediksi pergerakan obyek-obyek yang telah diidentifikasi di sana.
Dalam risetnya, Volk dan Malhotra mengungkap bahwa ada yang aneh dari pergerakan benda-benda di sana. Ada yang tak cocok dengan perhitungan.
Keduanya menduga, itu bisa jadi karena adanya obyek berukuran massif. Dua ilmuwan itu pun lantas menduga ada planet yang berdiam di sana dan luput dari pandangan manusia.
Volk dan Malhotra memperkirakan, jarak planet ke-10, bila ada, adalah 50 satuan astronomi. Ukurannya setara dengan Mars.
Pengungkapkan planet besar di tata surya memang menarik. Namun, tak semua astronom mempercayai begitu saja dugaan adanya planet baru.
Alessandro Morbidelli dari Côte d'Azur Observatory di Nice, Perancis, mengatakan, "Saya ragu ada obyek yang begitu dekat dan terang tetapi belum terungkap."
Namun, Volk dan Malhotra tetap yakin dengan dugaannya. Ia berencana memublikasikan risetnya di Astronomical Journal.
"Kami yakin ada sinyal yang nyata dari sana dan itu bisa dari planet tambahan," ungkap Volk seperti dikutip Science Alert, 23 Juni 2017.