Djadjang Nurdjaman dan Sembilan Pelatih Bernasib Naas di Persib
SBOBET INDONESIA ~ Kekalahan 0-2 dari Bhayangkara FC pada laga pekan ke-9 Liga 1 2017 di Stadion Patriot, Bekasi, Minggu (4/6/2017), membuat posisi Djadjang Nurdjaman sebagai nakhoda Persib Bandung terpojok. Ia agaknya sulit mempertahankan posisinya.
Tak hanya dianggap gagal menciptakan stabilitas permainan Maung Bandung di awal Liga 1 2017, konflik Djadjang dengan bobotoh yang memanas beberapa pekan belakangan membuat sang pelatih dalam posisi tidak mengenakkan.
Dari sembilan pertandingan Persib hanya tiga kali mengantungi kemenangan dan empat kali mengantungi skor imbang. Kini Atep dkk. ada di posisi 11 klasemen sementara, dengan koleksi 13 poin, tertinggal tujuh poin PSM Makassar yang saat ini jadi pemuncak klasemen sementara dengan koleksi 20 poin.
Pencapaian ini dianggap tak pantas, mengingat skuat Persib amat mentereng. Dengan modal pendanaan berlimpah, Persib menggaet dua bintang dunia eks Premier League, Michael Essien (Ghana) dan Carlton Cole (Inggris).
Skuat Tim Pangeran Biru kian mentereng dengan kehadiran pemain-pemain gres sarat reputasi macam, Raphael Maitimo, Shohei Matsunaga, serta Supardi Nasir. Mereka berkolaborasi dengan bintang-bintang lawas macam Atep, Tantan, Vladimir Vujovic, Kim Jeffrey Kurniawan, serta Hariono.
Nyatanya, komposisi skuat bertabur bintang tak jadi jaminan Persib bakal stabil di awal musim!
Di sisi lain sosok Djanur tak lagi disukai bobotoh. Sebuah potongan wawancara menyebar di dunia maya. Intinya pelatih yang sukses mempersembahkan gelar Indonesia Super League 2014 dan Piala Presiden 2015 mempertanyakan sumbangsih suporter ke tim yang mereka sayangi. Hal ini menyinggung banyak bobotoh.
Bicara soal Persib, cerita pelatih dipecat atau lengser di tengah jalan bukan barang baru. Klub satu ini bisa dibilang hampir setiap musim gonta-ganti pelatih. Ekspetasi tinggi dari manajemen dan suporter membuat jarang ada arsitek yang bisa bertahan lama di Bandung.
majalahmandiri.com mengurai kasus-kasus pemecatan pelatih. Tercatat sudah sembilan pelatih Persib Bandung yang berhenti di tengah jalan sejak era Liga Indonesia. Siapa-siapa saja mereka?
1. Suryamin (1999-2000)
Persib pada awal kompetisi musim 1999-2000 ditangani oleh pelatih Suryamin. Eks pemain Persib di tahun 1980-an itu adalah pelatih Tim Maung Bandung pada musim kompetisi sebelumnya.
Namun perjalanan Suryamin pada musim baru tak panjang. Pada lima laga awal Persib kalah dua kali dari Persita, Semen Padang, dan Persikab Kab. Bandung, serta diimbangi Medan Jaya dan Indocement Cirebon.
Hasil tersebut membuat Suryamin mengundurkan diri karena tekanan dari sejumlah pihak, termasuk suporter dan media.
Sebagai ganti, manajemen menunjuk figur Indra Thohir sebagai pelatih. Indra yang merupakan pelatih Persib saat menjuarai Liga Indonesia edisi perdana 1994-1995 membawa Tim Pangeran Biru lolos dari degradasi dan menempati posisi delapan di klasemen akhir Grup Barat.
2. Marek Sledzianowski (2003-2004)
Perubahan besar dilakukan manajemen Persib pada musim 2003-2004. Untuk kali pertama, Persib memakai jasa pelatih dan pemain asing.
Pelatih asal Polandia, Marek Sledzianowski, dipercaya untuk menangani tim. Ia membawa empat pemain asing yang juga berasal dari Polandia. Dampaknya, pemain lokal seperti Yaris Riyadi, Suwita Pata, Cecep Supriatna dan Sujana tersingkir.
Saat kompetisi berjalan, Marek gagal membawa Persib meraih hasil bagus. Tim Maung Bandung bahkan sempat menjalani 12 laga tanpa pernah menang.
Marek kemudian dipecat setelah sempat diistirahatkan empat kali tidak mendampingi tim. Duet Bambang Sukowiyono dan Iwan Sunarya sempat dipercaya menangani tim sebelum manajemen memutuskan untuk mengontrak pelatih asal Cile, Juan Antonio Paez.
Paez sempat membuat penampilan Persib membaik. Pada akhir musim reguler, Persib hanya berada di posisi 16 dari 20 tim. Persib selamat dari degradasi setelah menjalani laga play-off.
3. Risnandar (2006-2007)
Pada musim ini Persib ditangani Risnandar Soendoro yang menggantikan Indra Thohir. Buat Risnandar, hal ini menjadi nostalgia karena ia pernah mengalami kejadian yang serupa 10 tahun sebelumnya.
Namun, Risnandar hanya bertahan dalam dua pertandingan. Ia memutuskan mundur setelah Persib kalah dalam dua laga awal. Risnandar mencatat rekor sebagai pelatih tercepat yang menangani Tim Pangeran Biru.
Manajemen Persib kemudian menunjuk Arcan Iurie yang pada musim sebelumnya membawa Persija Jakarta menjadi runner-up kompetisi. Sempat membuat penampilan Persib membaik, pada akhirnya Iurie hanya bisa menempati posisi 12 dari 14 tim di Grup Barat.
4. Arcan Iurie (2007-2008)
Meski tak berhasil membawa Persib meraih hasil bagus setelah dikontrak pada pertengahan musim 2006/2007, Arcan Iurie dipertahankan manajemen Persib. Kali ini pelatih asal Moldova itu punya kesempatan untuk memilih pemain yang diinginkan.
Awalnya, Tim Maung Bandung melakoni kompetisi dengan apik. Namun pada pertengahan musim, penampilan Persib mulai tidak konsisten. Puncaknya adalah tiga kekalahan berturut-turut, termasuk dari Sriwijaya FC di Bandung.
Hasil ini membuat Iurie dipecat. Ia kemudian digantikan oleh pelatih caretaker, Djadjang Nurdjaman dan Robby Darwis. Pada akhir musim, Persib menempati posisi lima di klasemen.
5. Jaya Hartono (2009-2010)
Jaya Hartono menjadi pelatih pertama yang bukan berasal dari Jawa Barat yang dipilih menangani Persib pada musim 2008-2009. Pria kelahiran Medan itu membawa Persib menempati posisi tiga di klasemen akhir.
Catatan itu membuat Jaya kembali dipercaya pada musim berikutnya, yaitu 2009/2010. Namun musim kedua bersama Persib tak mudah buat Jaya.
Tekanan dari sejumlah pihak karena hasil yang diraih Persib tidak memuaskan membuat Jaya akhirnya mengundurkan diri. Meski sempat diminta bertahan oleh manajer Umuh Muhtar, Jaya tetap tidak mengubah keputusan buat pergi.
Sepeninggal Jaya, asisten pelatih Robby Darwis yang menangani Persib hingga akhir musim. Eks pemain Persib itu sebelumnya juga menjadi caretaker setelah Arcan Iurie dipecat pada musim 2007-2008, sebelum kedatangan Jaya Hartono.
6. Darco Jankovic dan Jovo Cuckovic (2010-2011)
Setelah Jaya Hartono mundur Persib dilatih oleh caretaker Robby Darwis pada musim 2009-2010. Memasuki musim baru, manajemen Persib menunjuk pelatih asal Serbia berpaspor Prancis, Daniel Darko Jankovic, untuk menanganti tim.
Namun Darko akhirnya mencatat rekor sebagai pelatih asing tersingkat yang dipakai Persib. Sebelum kompetisi dimulai, Darko sudah pergi. Ia hanya menangani tim selama dua bulan di masa pra kompetisi.
Sejumlah kontroversi dan ketidakcocokan dengan asisten pelatih serta pemain membuat manajemen Persib memutuskan tidak jadi memakai jasa Darko. Asisten pelatih Jovo Cuckovic akhirnya dipilih untuk menjadi pelatih kepala.
Nasib Jovo rupanya juga tak lebih baik. Lantaran prestasi Persib yang buruk, pelatih asal Serbia ini dilengserkan di tengah musim. Posisinya digantikan pelatih lokal, Daniel Roekito, yang akhirnya menangani Persib hingga kompetisi usai.
7. Drago Mamic (2011-2012)
Manajemen Persib memilih Drago Mamic sebagai pelatih pada musim 2011-2012. Pelatih asal Kroasia ini memiliki rekam jejak kepelatihan yang cukup panjang sebelum datang ke Persib.
Ia sempat melatih di klub Liga Kroasia, Cina, Malaysia, hingga India. Hanya saja, ia cuma bertahan enam bulan di Persib. Perbedaan pandangan serta rasa tidak nyaman menjadi alasan Mamic untuk mengundurkan diri dari kursi pelatih Persib.
Sepeninggal Mamic, lagi-lagi manajemen Persib menunjuk Robby Darwis untuk menjadi caretaker. Keputusan ini membuat Robby sudah tiga kali dipilih menjadi pelatih sementara setelah Persib ditinggal pelatih.
8. Dejan Antonic (2016)
Persib berkompetisi di turnamen Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo pada musim 2016. Pelatih asal Serbia, Dejan Antonic, dipilih menangani tim karena dinilai cukup bagus saat melatih Pelita Bandung Raya pada musim kompetisi 2014.
Namun Dejan tak bertahan lama. Ia mundur pada pekan enam kompetisi setelah Persib kalah telak 1-4 dari Bhayangkara Surabaya United. Sebelumnya Dejan juga gagal memenangi turnamen pramusim Bali Island Cup.
Kegagalan ini memicu mencuatnya suara-suara nyinyir dari kalangan bobotoh. Dejan dinilai blunder saat merekrut striker asal Spanyol, Juan Belencoso, yang ternyata gagal unjuk ketajaman.
Pelatih Djadjang Nurdjaman yang sukses mengantar Persib meraih gelar juara kompetisi ISL 2014 akhirnya dipercaya menangani tim hingga akhir kompetisi TSC 2016.