Travel Hotel Story ~ PURWAKARTA – Sejauh ini, hanya ada satu skylodge alias hotel gantung di dunia yang berlokasi di Peru. Hotel gantung tersebut berada pada dinding tebing dengan ketinggian sekitar 122 meter di atas permukaan tanah.
Namun kini, operator aktivitas outdoor di Badega Gunung Parang tengah membuat "hotel gantung" di sisi tebing Gunung Parang, Purwakarta, dengan ketinggian 400-900 meter.
Gunung Parang tentu sudah santer terdengar di telinga para pemanjat tebing Indonesia maupun mancanegara.
“Hotel gantung ini berada di ketinggian 400-900 meter, sepertinya di Asia belum ada. Hanya di Peru yang terkenal,” ujar Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta saat dihubungi MandiriTravel, Jumat (7/7/2017).
Jika dilihat sleeping capsules di Peru berada di ketinggian 400 kaki, atau sama dengan 122 meter. Di Gunung Parang, hotel gantung ini memiliki ketinggian 400-900 meter. Bisa dipastikan merupakan hotel gantung yang tertinggi di dunia untuk saat ini.
Hotel yang akan diberi nama Pajajaran Anyar itu mulai digagas sejak akhir tahun 2014. Digagas oleh masyarakat penggiat panjat tebing sekaligus operator via ferrata, Badega Gunung Parang, dan tentunya Bupati Purwakarta.
“Ide awalnya adalah kita ingin ada hunian atau penginapan di dinding Gunung Parang, dan setelah melihat dan mengkajinya ternyata ada contoh di Peru, maka kita ambil ide seperti di Peru dengan beberapa perbaikan desain,” ujar Dhani Daelami selaku penggagas operator Badega Gunung Parang kepada MandiriTravel.
Dalam pembangunannya, masyarakat penggiat panjat tebing dari Badega Gunung Parang dibantu tim arsitek ARCTech dan profesional ahli. Mereka juga mengalkulasi bagian-bagian rumit antara desain, berat, dan kekuatan bangunan ini.
Dhani mengatakan nantinya akan ada 11 ruangan yang dibangun menggantung di sisi tebing Tower 3 Gunung Parang. Seluruhnya tersebar di rute via ferrata, dan beberapa titik yang eksotis di sana.
Sebelas skylodge itu pun memiliki ketinggian yang berbeda-beda, mulai 400 meter (terendah dan termurah), hingga di ketinggian 900 meter dengan harga kamar termahal.
“Insya Allah jika semuanya lancar maka akhir September semua sudah jadi, dan Oktober sudah bisa dipakai,” sahut Dhani.
Menariknya, hingga saat ini yakni awal Juli, sudah ada sekitar 100 pemesan dari wisatawan asing maupun dalam negeri. Pihak pengelola pun segera membatasi, khawatir over kuota.
Sebelum beroperasi, hotel tersebut akan masuk tahap pengecekan dan uji coba terlebih dahulu di akhir September.
Hotel berbentuk kapsul ini berukuran 2,5 x 6 meter – 8 meter, dengan kapasitas dua hingga lima orang. Namun, pengelola merekomendasikannya hanya sampai empat orang dewasa.