Nyatakan Sikap Oleh Mahasiswa/i "DITOME" Peduli Pendidikan

Foto saat Mahasiswa/I asal DITOME menyikapi pernyataan sikap Peduli Pendidikan di Jawa Barat, (Foto: Dok, Mahasiswa DITOME/KM)
Oleh: Jhon Madai

ARTIKEL, KABARMAPEGAA.Com – Gerakan Peduli pendidikan Dipa, Topo dan Menou (DITOME) adalah suatu gerakan yang sengaja dibuat untuk mengekspresikan aspirasi peduli pendidikan di tiga daerah. 

Melalui Organisasi Ditome ini menyikapi persoalan asrama yang di bangun PEMDA Nabire untuk "Ditome" tepatnya di Kalibobo.

Dalam organisasi DITOME kami memedulikan pendidikan di daerah kami karena menurut kami, pendidikan sangatlah penting untuk generasi yang akan datang. Kami menganggap pendididkan itu sangat vital dalam proses pembangunan suatu bangsa, negara dan daerah untuk tunas generasi kedepan demi kelancaran kokohnya suatu daerah.

Mengingat ulasan diatas, kami sangat mengapresiasi atas merespon kebutuhan dan keluhan masyarakat Dipa, Topo dan Menou "DITOME" yang mana telah membangun sebuah asrama oleh PEMDA Nabire, karena kami menganggap asrama ini adalah wadah untuk menciptakan generasi masa depan.

Namun, yang menjadi kekesalan bagi kami mahasiswa peduli pendidikan Dipa ,Topo dan Menou kepada PEMDA adalah sebagai berikut:

Kami mahasiswa/i "Dipa, Topo dan Menou" menyikapi bahwa, masalah asrama sudah dua kali membicarakan dalam proses negosiasi antara Dipa, Topo dan Menou. Individu yang mengklaim diri bahwa “asrama yang di bangun atas aspirasi saya,”ada yang mengklaim dengan mengatas namakan individu, akhirnya hampir terjadi konflik. Namum, pemerintah atau pun dinas terkait untuk menangani persoalan ini belum pada resolusi yang jelas . 

Lembaga yang bersangkutan dalam persoalan ini pun kelihatannya antipatik yakni POLRES Nabire karena dengan alasan ini kami mahasiswa/i menganggap di balik ini ada elit politik ataupun golongan tertentu yang sedang bermain untuk kepentingan menjadikan pribadi.

Kami selaku mahasiswa/i mempertanyakan kebijaksanaan keputusan yang memegang kekuasaan roda pemerintahan di Kabupaten Nabire dalam hal ini dinas pendidikan yang mana sudah merealisasikan proses pembangunan asrama Dipa, Topo dan Menou tetapi mana kekuasaan legalitas hukum dan pemerintah yang bertanggung jawab atas penyelesaian masalah yang di maksud? tanya Jhon Madai.

Kami mahasiswa/i dari DITOME mendesak kepada Pemerintah Kabupaten Nabire, dalam hal ini dinas terkait supaya segera selesaikan masalah internal yang terjadi antara dua kubuh tersebut. Bagimana pun caranya proses melalui hukum ataupun secara adat atau kekeluargaan harus selesai secepatnya.

Kami yang tergolong peduli pendidikan Dipa, Topo dan Menou kami bertekad yang bulat secara utuh untuk tetap akan mengikuti dan mengcros chek dalam proses penyelesaian masalah ini.

Jikalau belum ada penyelesaian permasalahan ini, maka kami mahasiswa/i mengambil sikap untuk proses penyelesaiannya akan tempuh melalui Hukum dalam artian kami mahasiswa/i akan mencari beberapa konsultan ataupun LBH (lembaga Bantuan Hukum) untuk proses penyelesaian secara hukum. 

Ada LBH yang siap mendukung dan membicarakan hal keadilan seperti ini. Artinya; ada banyak LBH jayapura yang gratis untuk mendukung dalam proses penyelesaian. semoga ini dipertimbangkan buat kenyamanan kita bersama. (Muyepimo/KM)

* Penulis adalah Jhon Madai, Kuliah di Bandung

Subscribe to receive free email updates: