SINAR NGAWI ™ Ngawi-Sekitar pukul 12.00 (24/08), 8 petugas Dinkes Ngawi terdiri dokter, konselor, perawat dan TPA (Tim Penanggulangan AIDS), mendatangi satu cafe karaoke yang ada di Ngawi.Jaswadi Kabid Penanggulangan Penyakit Menular Dinkes setempat menerangkan, kegiatan ini dalam rangka tes darah, khusunya bagi para pemandu lagu (Pl) karaoke, guna mengantisipasi penyebaran virus HIV/AIDS.
“Kegiatan yang dilakukan itu tidak lepas untuk menekan penyebaran penyakit mematikan itu sendiri. Jangan sampai yang dilakukan tes darah ini tertular penyakit tersebut sekaligus diberikan pemahaman tentang resiko HIV/AIDS,” terang dia.Tambahnya, sampel darah dari para PL nantinya akan diperiksa di unit Voluntary Counselling and Testing (VCT) yang ada di tempatnya. Dan hasilnya apakah mereka tertular atau tidak tergantung dari hasil tes VCT itu sendiri selama 24 jam.
Kemudian data yang berhasil dihimpun dari Dinkes Ngawi pada pertengahan 2017 lalu penderita HIV/AIDS diwilayahnya mencapai 383 penderita terdiri 198 pria dan sisanya 187 perempuan.
Hingga kini yang masih dinyatakan hidup sebanyak 235 penderita sedangkan 148 penderita tidak mampu bertahan ganasnya penyakit HIV/AIDS tersebut atau sudah meninggal.
Untuk mencegah sekaligus mendeteksi dini tertularnya HIV/AIDS melalui Dinkes Ngawi sampai tahun akhir tahun 2016 lalu sudah mendirikan tiga lokasi klinik VCT. Tiga klinik yang
dimaksudkan tersebut berada di RSUD dr Soeroto Ngawi, Puskesmas Ngawi Kota dan terakhir baru diresmikan Bupati Ngawi Budi Sulistyono berada di Puskesmas Jogorogo.
“Adanya VCT itu ternyata banyak sekali ditemukan para penderita HIV artinya belum sampai ke tingkat AIDS dan itu sebenarnya yang diharapkan. Karena jika ditemukan sejak dini maka penyakit itu tidak sampai ke AIDS dan itu masih bisa diberikan pengobatan rutin,” pungkas Jaswadi.
Pewarta: Kun/pr
Editor: Kuncoro