"Mari kita manfaatkan penggunaan internet ini, secara sehat dan bijak, sehingga tidak berimplikasi buruk terutama dikalangan pelajar kita," kata Kasdiono di Mataram.
Menurut Kasdiono, guru merupakan komponen penting dalam edukasi, terutama di tengah perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih. Mengingat, masih ada saja pelajar di kabupaten/kota yang tersangkut masalah hukum, dikarenakan menggunakan media sosial (Medsos) kurang bijak, terutama di Facebook (FB).
Banyak contoh, usia remaja ini mengunggah foto yang tak pantas untuk dipublikasikan, saling hujat/membuka aib, bahkan perihal yang menjurus pada SARA dan tak tanggung berani mengejek aparat penegak hukum. Alhasil, persoalan hukum pun tak terhindarkan, yang mana mereka yang menjadi bagian warganet harus mempertanggungjawabkan apa yang sudah diperbuat.
"Kita prihatin kalau ada kasus seperti itu terjadi di daerah ini. Makanya, itu, ia mendorong guru maupun pelajar agar memanfaatkan internet secara bijak dan sehat. Terlebih pendidikan SMA/SMK yang sudah dilimpahkan penuh menjadi kewenangan pihak provinsi saat ini," jelas Wakil Ketua Komisi V DPRD NTB bidang pendidikan, olahraga, sosial, kesehatan dan kesejahteraan itu.
Kata dia, apa yang disampaikannya d tersebut merupakan bentuk kepedulian terhadap tenaga pendidik (guru) maupun generasi penerus bangsa khususnya di NTB agar jangan sampai berlebihan "losecontrol" dalam menggunakan medsos.
Karena itu, peran guru dan orang tua dalam hal ini perlu dimaksimalkan untuk berkolaborasi mengaktifkan fungsi kontrol atau pengawasan lebih terhadap anak-anak.
"Untuk itu, mereka harus hati-hati. Disinilah pentingnya peran orang tua dan guru bisa bekerjasama pro aktif melakukan pengawasan terhadap anak-anak kita. Berikan juga mereka pemahaman yang baik bagaimana cara menggunakan medsos yang baik dan benar," ucapnya.
Selain memberikan pemahaman yang baik tentang penggunaan internet menurut dia, edukasi bisa dijalankan dengan metode digital. Apabila guru bisa memberikan contoh penggunaan internet yang tepat lanjutnya, siswa pasti akan meniru bahkan berdampak pada meningkatkatnya minat belajar pada siswa.
Selain itu, ia juga mengingatkan para guru untuk lebih berhati-hati, terutama dalam hal perbedaan Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan (SARA) lantaran rawan menjadi pemantik perpecahan. "Jadi tugas guru ini sangat berat. Guru tidak hanya dituntut menjadikan proses belajar mengajar berjalan dengan baik, tapi juga mendidik siswa agar punya karakter yang kuat. Yang perlu diingat jangan sampai isu SARA memecah belah kita semua. Bijaklah dalam menyelesaikan suatu masalah, terutama dalam menggunakan medsos," tandasnya. Pr