LOMBOK TENGAH, sasambonews.com -
Ruang kesenian Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 3 Jonggat, ambruk.
Pantauan Media Pembaruan, kondisi bangunan 6x10 meter persegi itu sangat memprihatinkan. Seluruh atap dan tembok berserakan menimpa fasilitas belajar siswa yang ada di dalamnya. Sementara beberapa bagian tembok ruangan yang tidak ambruk, sudah sangat labih.
Kepala SMPN 3 Jonggat, Baiq Mustika Ningsun, S.Pd, MM mengatakan, ruang tersebut diketahui ambruk pada Minggu malam atau sehari sebelum tahun baru 2018. Sebelum amruk, kondisi ruangan kesenian tersebut memang sudah rusak parah sejak beberapa tahun terakhir. Agar tidak menimpa siswa, tembok bangunan tersebut bahkan pernah dibuatkan penyangga.
Dikatakan Baiq Mustika, kerusakan tidak hanya pada ruang kesenian. Kondisi yang sama juga terjadi pada ruang lain. Dari 14 ruang kelas yang ada di SMPN 3 Jonggat, 12 ruang dalam kondisi rusak dan berpotensi membahayakan keselamatan siswa dan guru. Bahkan saat hujan, beberapa ruang kelas bocor. Akibatnya, siswa terpaksa pindah ke ruangan lain.
Tidak hanya ruang kelas, kerusakan juga terjadi pada sarana MCK. Dari enam MCK yang ada, hanya dua yang bisa digunakan.
Selaku kepala sekolah dirinya mengaku sangat menyayangkan ambruknya bangunan ruang kesenian dan kondisi bangunan di SMPN 3 Jonggat. Tapi di sisi lain, pihaknya juga bersyukur. Karena dengan kejadian tersebut, kondisi bangunan SMPN 3 Jonggat yang selama ini diabaikan bisa diperhatikan pihak dinas.
Menyikapi kondisi bangunan di sekolahnya, Baiq Mustikan mengaku sudah sering melayangkan proposal perbaikan. Sayangnya, proposal yang dilayangkan selama ini seakan dianggap angin lalu oleh pihak dinas.
Tahun 2016 lalu pihaknya sempat dijanjikan bantuan perbaikan oleh pemerintah pusat senilai Rp 800 juta lebih. Sesuai perencanaan, dana tersebut akan digunakan untuk membangun ruang kelas yang sudah rusak, serta penataan lingkungan sekolah.Tapi harapan tersebut pupus setelah dana tersebut dialihkan ke sekolah lain.
Kedepan, pihaknya berharap agar dinas, khususnya Seksi Sarana dan Prasarana (Sarpras) Bidang SMP lebih peka terhadap kondisi di sekolahnya. Terlebih SMPN 3 Jonggat berada di pintu masuk Lombok Tengah.
Menanggapi hal tersebut, Kasi Sarpras Bidang SMP, Makbul Ramen, juga mengaku prihatin dengan ambruknya ruang kesenian SMPN 3 Jonggat. Dari sekian lembaga pendidikan di Lombok Tengah, diakuinya bangunan SMPN 3 Jonggat merupakan yang terparah. Pihaknya juga mengakui bahwa hal itu sudah sering disampaikan. Baik secara lisan maupun proposal. Sesuai kewenangan yang dimilikinya, seluruh proposal yang dilayangkan sudah ditindaklanjuti. Yakni dengan merekomendasikan perbaikan total seluruh bangunan di sekolah tersebut. Namun pihaknya juga tidak mengerti kenapa SMPN 3 Jonggat selalu diabaikan. "Saya sangat mendukung agar SMPN 3 direhap total. Tapi perlu diketahui bahwa saya hanya bawahan. Seluruh kebijakan merupakan wewenang atasan saya," kata Makbul di ruang kerjanya, Rabu kemarin.
Akan tetapi mengingat kondisinya yang sangat parah, pihaknya sangat berharap tahun ini SMPN 3 Jonggat direhap total, termasuk penambahan ruang kelas baru.
Adapun mengenai rencana bantuan Rp 800 juta lebih yang diungkapkan Kepala SMPN 3 Jonggat, Makbul mengaku tidak mengetahui prihal tersebut. Yang jelas, pihaknya mengaku telah bekerja secara profesional sesuai dengan perintah dan kewenangan yang diberikan kepadanya.
Jika mengacu pada kondisi saat ini, kerusakan tidak hanya terjadi di SMPN 3 Jonggat. Beberapa sekolah di kecamatan lain juga mengalami kondisi serupa. Diantataranya SMPN 3 Praya, SMPN 1 Janapria, SMPN 2 Janapria dan masih banyak lagi sekolah lainnya.
Data tersebut diperoleh tidak dengan mendapat laporan di atas meja, tapi merupakan hasil monitoring yang dilakukan bersama tim selama ini. Agar mendapat data lebih rinci mengenai kondisi bangunan sekolah di Lombok Tengah, dalam waktu dekat pihaknya berencana membentuk tim khusus yang bertugas mendata kerusakan di masing-masing sekolah. "Yang jelas saya tidak akan tinggal diam," pungkasnya. |wis