INOVASI dan Pemangku Kepentingan di NTB Berkolaborasi

Mataram, sasambonews.com - Bersama dengan para pemangku kepentingan di NTB, INOVASI yang merupakan program kemitraan pemerintah Australia dengan Indonesia berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di jenjang sekolah dasar. Program ini diterapkan dengan mendorong para tenaga pendidik menemukan praktik-praktik pengajaran yang dapat meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi anak didik. Tahap pra-rintisan pun telah dilakukan pada akhir tahun lalu, dimana gagasan solusi telah diujicobakan di keenam kabupaten mitra INOVASI di Provinsi NTB, yaitu: : Lombok Utara, Lombok Tengah, Sumbawa, Sumbawa Barat, Bima, dan Dompu.

Dalam rangka menyebarluaskan hasil dari kegiatan pra-rintisan tersebut kepada para pemangku kepentingan lainnya serta untuk menghimpun solusi yang dirasa perlu untuk dilakukan, INOVASI menyelenggarakan kegiatan “Pembahasan Hasil Pra-Rintisan 2017 dan Rencana Rintisan 2018 Program INOVASI di Provinsi NTB” pada tanggal 13-14 Februari 2018.

Kegiatan tersebut dibuka oleh Sekda Provinsi NTB, H. Rosyadi H. Sayuti, perwakilan Pemerintah Australia, Benita Chudleigh, dan Direktur Program INOVASI, Mark Heyward. Beberapa pemangku kepentingan utama di bidang pendidikan pun turut hadir seperti Ketua PGRI Provinsi NTB, Dekan FKIP, Kepala LPMP NTB, perwakilan BAPPEDA dan anggota DPRD Provinsi NTB.

“Dengan adanya program INOVASI ini, kita bisa menjawab tantangan yang tadi dijelaskan di awal–peningkatan kemampuan literasi dan numerasi anak-anak kita yang tentunya dapat membantu meningkatkan kompetensi dasar mereka. Hal ini juga sejalan dengan Perda tentang pendidikan kita: Pasal yang berkaitan dengan literasi – Kewajiban membaca 15 menit sebelum mulai pelajaran di kelas,” kata Sekda Provinsi NTB, H. Rosyadi H. Sayuti.

“Membangun kebiasaan membaca, untuk menjadi budaya baru bagi anak-anak kita, di samping kemampuan-kemampuan lain yang dibutuhkan anak. Ini tugas kita semua, Bapak dan Ibu sekalian. Kami, Pemkab Pemkot, akan berupaya mempelajari INOVASI agar nanti ke depannya bisa menjadi program pemerintah NTB,” ia menambahkan.

Pada kesempatan tersebut, berbagai tema dari program-program rintisan pun dibahas sebagai upaya menjawab tantangan pembelajaran yang telah diidentifikasi INOVASI bersama pemangku kepentingan di tiap-tiap kabupaten. Di Kabupaten Bima misalnya, fokus dari program rintisan yang akan dilaksanakan adalah transisi penggunaan bahasa ibu ke bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar penyampaian materi pelajaran di kelas atau yang disebut dengan program rintisan GEMBIRA (Gerakan Menggunakan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar). Ibu Yayu, salah seorang guru yang menjadi bagian dari program rintisan GEMBIRA pun mengapresiasi program INOVASI ini.

“Setelah terlibat dalam program INOVASI, anak-anak kini juga dilibatkan dalam kegiatan belajar mengajar. Jadi mereka menjadi lebih aktif. Aktif mencari sendiri materinya, kemudian mereka juga aktif bergerak, tidak hanya duduk saja. Berubahlah anak-anak ya…Mereka jadi lebih aktif di kelas,” ungkapnya.

Fasilitator Kabupaten Bima, Sahaeni, memaparkan bahwa kurangnya kemampuan berbahasa Indonesia masih menjadi tantangan bagi siswa dalam belajar, mengingat buku paket, sebagai salah satu media belajar para siswa menggunakan Bahasa Indonesia.

“Siswa-siswi seperti mengalami kendala ketika menggunakan Bahasa Indonesia saat belajar, karena memang sudah terbiasa dengan penggunaan bahasa lokal,” jelas Sahadeni.
Di Dompu, INOVASI berfokus kepada pelibatan masyarakat dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang dilakukan melalui program rintisan Peningkatan Kualitas Pembelajaran dengan Melibatkan Komunitas Masyarakat ( BERSAMA).
“Dukungan masyarakat sangat penting. Terasa dengan adanya penyediaan kendaraan dari masyarakat untuk perpustakaan keliling sebagai media tambahan belajar siswa,” ungkap Sukri selaku Fasilitator Kabupaten Dompu.

Di samping itu, penggunaan berbagai media tambahan telah terbukti meningkatkan kualitas mengajar guru dan belajar siswa. Telah terbukti melalui pelaksanaan program peningkatan numerasi dan literasi di Kabupaten Sumbawa Barat. Fasilitator Kabupaten Sumbawa Barat, Zulkarnain, memaparkan bahwa guru yang terlalu terbatas pada penggunaan buku paket merupakan permasalahan yang teridentifikasi.

“Siswa bosan dan terpaku hafalan buku paket. Setelah dukungan media pengajaran lain di kelas, tidak hanya motivasi siswa yang disadari meningkat, tetapi juga keaktifan dan rasa ingin tahu,” ujar Zulkarnain.

Lain halnya di Kabupaten Lombok Tengah. Fokus INOVASI adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bagi anak-anak dengan hambatan belajar atau berkebutuhan khusus (ABK). Sementara di Kabupaten Sumbawa, INOVASI berfokus pada penguatan numerasi dasar.

Selain pencapaian berarti yang dipaparkan Tim INOVASI, kesempatan ini digunakan untuk menyampaikan tantangan dan hambatan yang dialami selama implementasi sebagai pelajaran bersama. Dengan kehadiran berbagai pemangku kepentingan, diharapkan harmonisasi dan kerja sama ke depannya dapat lebih efektif untuk menemukan solusi lokal bagi permasalahan lokal di masing-masing kabupaten di Provinsi NTB. Lebih lagi, pemerintah setempat dapat lebih mendukung program INOVASI dengan memberikan anggaran yang lebih maksimal untuk mendukung peningkatan kualitas belajar mengajar anak-anak NTB, termasuk anak berkebutuhan khusus, dan dapat menyasar sekolah-sekolah madrasah.

* * *

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi Tim Komunikasi INOVASI Provinsi NTB, atau kunjungi website, facebook, dan Youtube INOVASI melalui: www.inovasi.or.id, facebook Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia, dan youtube INOVASI Pendidikan.

Juliarti Sianturi
Communications Officer INOVASI (Mataram)
E: juliarti.sianturi@thepalladiumgroup.com
M: +62 811 9885 694 Stella Puteri
Communications Officer INOVASI (Bima)
E: stella.puteri@thepalladiumgroup.com
M: +62811 9885 695


Tentang INOVASI

INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia) adalah program kemitraan pendidikan Pemerintah Indonesia dan Australia yang bertujuan untuk menemukan dan memahami cara-cara untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa – khususnya yang berkaitan dengan kemampuan literasi dan numerasi, baik itu di kelas maupun di sekolah. Bekerja dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, INOVASI menjalin kemitraan dengan 12 kabupaten yang tersebar di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, dan Jawa Timur. Program pendidikan senilai AUD$ 49juta ini, berjalan sejak tahun 2016 hingga tahun 2019 dan dikelola oleh Palladium atas nama Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia.

Subscribe to receive free email updates: