Ahmad Halim koordinator aksi membeberkan beberapa kejanggalan atau kezoliman pilkades. Di Pilkades Mekarsari terdapat 5 calon yang daftar namun lolos 2 orang masing masing Agus dan Azhar.
Seluruh calon sudah mengumpulkan 12 % sesuai ketentuan namun anehnya tak lolos "kalau KTP 12 persen maka tak ada alasan tak diluluskan. Yang diluluskan calon boneka artinya sudah dipesan dan diskenariokan" jelasnya.
Sistim KTP memang cukup menimbulkan komplik di masyarakat mengingat ada ketidak beresan panitia melakukan verifikasi.
" pemerintah harus bayak belajar dari masyarakat. sistim KTP akan buka bukaan siapa yang didukung dan siapa yang tidak didukung oleh masyarakat sementara azas pemilihan adalah langsung umum bebas rahasia" jelasnya.
Yang aneh kata Ahmad Halim, semestinya ada KTP dobel kenapa berubah jumlahnya yang memenuhi syarat. Selain itu ada calon yang mundur dari pencalonan tapi diverifikasi lagi. Untuk itu atasketidakadilan itu warga minta dipenuhi tuntutannya diantaranya, seluruh calon yang 4 itu harus diluluskan. "Kalau tidak kami akan golput dan tidak akan keluarkan pajak, kami minta keadilan" tegasnya.
Sementara itu Sampoerna Winata calon yang gagal lolos merasa dizolimi panitia. Sebagai bukti pada verifikasi ke 2 dobel 7 KTP dukungan dari 140 yang diserahkan, tapi anehnya muncul 228 KTP TMS. Selain itu hasil verifikasi dirahasiakan oleh panitia.
"Saya melihat panitia diatur oleh kades atau incumben" tegasnya.
Oleh karena itu mereka mendesak agar Sekda segera turun tangan selesaikan persoalan itu. Am