Waktu pun berlalu, hari berganti bulan, bulan berganti tahun dan tibalah waktunya untuk pulang. Rindu tebal membuncak diubun ubunnya, ingin memeluk, cium dan membelai wajah istrinya. Tanpa pikir panjang AH inisial dari suami bertanggung jawab inipun berangkat.
Pesawat yang membawanya bersama para TKI lainnyapun mendarat mulus di Bandara Internasional Lombok (LIA). Dia disambut adik kakaknya serta keluarganya yang lain sementara sang istri menunggu dirumah. Namun sampai dirumah alangkah kagetnya ketika melihat perubahan mencolok dari badan istrinya. Sang istri sudah berbadan dua. Usia kehamilannya sekitar 8 bulan.
Hancur lebur hati AH melihat kenyataan istrinya sudah hamil besar padahal tak sekali pun dia sentuh istrinya selama dia menjadi TKI di luar negeri. Namun dia menahan emosinya demi sang istri. Diapun berusaha tenang untuk mengetahui persoalan yang terjadi. Kepada sang Istri berinisial HH, AH meminta istrinya jujur sama siapa melakukan hubungan haram itu. Sembari menangis meratapi penyesalan sang istri pun menceritakan hubungan gelapnya dengan IS.
Dengan hati tersayat sayat diapun menerima kenyataan itu dengan catatan hasil hubungan gelap dengan IS itu diserahkan ke IS untuk dipelihara.
Hari berganti hari, sang Istripun melahirkan. Anak kemudian diserahkan ke IS namun IS tak mau memelihara sang anak