Pembangunan RS Internasional di Pujut adalah untuk mendukung pesatnya pembangunan pariwisata di Lombok Tengah. Tidak hanya itu keberadaan Rumah Sakit Internasional merupakan syarat mutlak untuk sebuah pagelaran balapan jalan raya terbesar didunia sekelas Moto GP sebab tanpa sarana dan prasarana memadai maka pagelaran olah raga Moto GP tak kan bisa terealisasi.
Race Moto GP akan menghadirkan 150 ribu penonton dari berbagai belahan dunia. Mereka membutuhkan pelayanan kesehatan berkelas minimal pelayanan seperti di negaranya tidak terkecuali para Rider Rider Moto GP saat terjadi accident nanti, oleh karena itu pihak Dorna selaku penyelenggara Moto GP mengharuskan ada rumah sakit berkelas dunia ada di sekitar wilayah tempat digelar race. Disamping itu kebutuhan petugas medis juga harus memadai. Diperkirakan ribuan tenaga kerja akan terserap di rumah sakit ini.
Masyarakat biasapun akan dapat menikmati pelayanan itu tentunya dengan tarif yang disesuaikan dengan kondisi ekonomi masyarakat.
Danpak sosial lainnya adalah pergerakan ekonomi masyarakat sekitar rumah sakit. Masyarakat bisa membangun ekonominya dengan usaha kecil di sekitar rumah sakit..
Sebagian masyarakat berpendapat bahwa dengan adanya Rumah Sakit Internasional maka akan menjadi embrio kemajuan perekonomian khususnya di Kecamatan Pujut.
Namun tidak demikian bagi bagi para pemuda Kecamatan Pujut pemilihan lokasi pembangunan rumah sakit di Lapangan Mandalika Pujut tidaklah tepat sebab lapangan itu merupakan satu satunya lapangan tempat beraktivitas bagi masyarakat baik itu sosial budaya maupun olah raga. Dengan mengambil lapangan sebagai lokasi sama saja pemprov mematikan kreatifitas anak anak Bengkok Kecamatan Pujut.
Pemuda Sengkol sebenarnya sangat mendukung upaya pemerintah daerah dalam mengembangkan pembangunan di wilayahnya apalagi nanti pembangunan itu akan berdampak positif yang luas bagi masyarakat hanya saja mereka tidak sependapat jika sarana yang sudah ada dan dimanfaatkan oleh masyarakat terberangus untuk pembangunan itu.
Mereka membantah dituding menolak pembangunan rumah sakit itu akan tetapi yang mereka tolak adalah lokasi pembangunan yang menggunakan lapangan desa. "Kami tegaskan tidak menolak pembangunan RS itu namun kami tolak lokasi pembangunannya" kata Korlap Aksi Raja Wibawa di kantor Bupati kemarin.
Raja menilai masih banyak tempat untuk membangun rumah sakit itu untuk itu pemkab Lombok Tengah diminta untuk tidak menghibahkan tanahnya untuk pembangunan RS itu.
Sementara itu pihak pemerintah daerah jauh sebelumnya sudah memikirkan solusinya. Pemda tentu tidak serta merata menyetujui pembangunan itu tanpa memikirkan nasip pemuda yang akan mati kreatifitasnya akibat lapangan itu. Oleh karena Bupati Lombok Tengah akan mencarikan lokasi baru untuk lapangan pemuda tidak jauh dari lokasi awal. Pemerintah memastikan kreatifitas pemuda dan masyarakat tidak akan dimatikan justru pemerintah akan membangunkan lapangan dan sarana olah raga yang lebih memadai lagi. Hanya saja masyarakat perlu bersabar sebentar.
Sekarang keputusan ada di masyarakat dan pemerintah untuk menyikapinya secara arif dan bijaksana. Lth01