"Pemprov seolah-olah bungkam soal kehilangan pejabatnya, sementara sudah 5 kali ganti Kapolda semenjak dr. Mawardi hilang pun belum jelas dimana rimbanya. Aneh bin ajaib, padahal Lombok ini kecil tetapi hanya untuk menemukan seorang dr. Mawardi saja sulit setengah mati" kata L.Hizi ketua ALARM melalui press reelisnya Hari Kami, 13 Februari 2020.
"bagaimanapun ini merupakan tanggung jawab Gubernur terdahulu sebagai atasannya, dan bukan hanya sekedar itu, ada kasus yang mengawali hilangnnya dr. Mawardi bukan ujuk- ujuk mehilang atau menghilangkan diri" ucap Hizzi lagi.
Untuk itu dirinya akan mencoba menggalang kekuatan bersama teman-teman pergerakan, jaringan LSM dan ORMAS se-NTB dan mendesak kepolisian bergerak cepat untuk menentukan langkah dan sikap dalam upaya pencarian dr. Mawardi, kalau tidak demikian maka kepercayaan masyarakat akan hilang terkait kinerja kepolisian. "Banyak pihak menyayangkan kasus seperti ini bisa terjadi, khawatir kedepannya ada pejabat-pejabat lain yang akan dihilangkan" ungkapnya.
Dalam seminggu kedepan Lalu Hizzi akan menggelar diskusi publik dengan tema " DOKTER MAWARDI HILANG ATAU DIHILANGKAN"
"Kami melalui Lembaga ALARM akan mencoba mengundang teman-teman LSM dan Wartawan serta pihak kepolisian dan bila perlu keluarga dokter MAWARDI juga kita undang dalam diskusi tersebut" tutup Hizzi