SINAR NGAWI™ Ngawi-Makin merebaknya pandemi Covid 19, secara ekonomi, dampaknya juga dirasakan penjaja kuliner di Ngawi, seiring dengan menurunnya omzet penjualan.
Seperti halnya yang dirasakan Diyono atau lebih dikenal dengan nama lek No, penjual mie ayam di daerah Grudo Ngawi, mengatakan bahwa semenjak diterapkan himbauan Pemerintah untuk di rumah saja, pelanggan mie ayam yang biasa ke warungnya menjadi jauh berkurang.“Hasil penjualan tun drastis, semoga saja wabah ini cepat teratasi,” kata dia.
Tambahnya, biasanya ayam yang biasa digunakan sebagai bahan utama dari mie ayamnya bisa menghabiskan sekitar 20 kg ayam.
Namun saat ini 10 kg ayam saja dirinya sudah was-was, takut tidak habis terjual. Sehingga bisa dipastikan omzet mie ayamnya mengalami penurunan hingga 50 %.
Pengakuan yang sama juga disampaikan oleh Nanik, penjual bakso di daerah Cupo, Grudo Ngawi. Dikatakannya bahwa dirinya sangat merugi akibat penyebaran covid 19 saat ini. sebelumnya satu hari dirinya bisa menjajakan 60 mangkuk bakso, ditambah usaha lainnya jualan pentol di sekolah-sekolah, dengan omset lebih dari 300 ribu perharinya.
“Namun saat ini 20 mangkuk bakso saja terjual bisa sampai malam, belum ditambah usaha pentolnya juga praktis libur, menyusul kebijakan anak sekolah belajar dari rumah. Sehingga perharinya dirinya harus menerima hanya sekitar 100 ribuan saja,” keluh Nanik.
Sementara, baik Diyono maupun Nanik, dan penjaja kuliner yang lain di Ngawi, sangat mengharapkan badai covid 19 segera berlalu dan kondisi dapat pulih lagi seperti semula, sehingga usaha kulinernya tersebut dapat laris lagi, untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Pewarta: Kun/Doel
Editor: Kuncoro