Mataram, SN - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H., bersilaturahmi ke kediaman Tuan Guru Haji (TGH) Turmudzi Badaruddin atau yang kerap disapa Tuan Guru Bagu, tokoh Ulama Nahdlatul Ulama di Desa Bagu, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah (12/11/2020).
Dalam silaturahminya, Kepala BNPT dan TGH Turmudzi berdialog mengenai upaya BNPT dalan memberantas terorisme di Indonesia. Boy Rafli pun sekaligus memohon doa restu Tuan Guru Bagu agar seluruh amanat yang dilimpahkan kepada BNPT dalam menanggulangi terorisme dari hulu hingga ke hilir dapat dijalankan dengan baik.
"Kami memohon agar tugas-tugas BNPT dapat berjalan lancar terutama dalam memerangi kejahatan terorisme, penyebarluasan paham radikal yang tentunya bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa kita," ucap Boy Rafli.
Ia optimis dukungan alim ulama di Nusa Tenggara Barat dapat menjadi fondasi kuat BNPT dalam upaya memoderasi paham-paham radikal intoleran serta membangun persatuan di tengah kemajemukan masyarakat.
"Dukungan Tuan Guru dan seluruh alim ulama yang berada di Nusa Tenggara Barat dapat menjadi modal bagi kita untuk terus membangun rasa persatuan dan kesatuan di negara yang kita cintai ini," lanjut Kepala BNPT.
Kepala BNPT juga menyerahkan bantuan berupa 100 Al-Quran dan 3.000 masker untuk para santri dan santriawati Pondok Pesantren Qomarul Huda yang dipimpin oleh Tuan Guru Bagu. TGH Turmudzi berterima kasih dan mengapresiasi silaturahmi Kepala BNPT ke Nusa Tenggara Barat, serta mendukung penuh BNPT dalam memberantas terorisme dan mempertahankan keutuhan Tanah Air.
"Dengan adanya kunjungan beliau di Nusa tenggara Barat mudah-mudahan bisa mempertahankan NKRI," tutup Tuan Guru Bagu.
Tidak hanya bertemu tokoh agama Nadhlatul Ulama di NTB, Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H. juga menyempatkan diri berkunjung ke Universitas Nadhlatul Ulama (UNU) NTB. Untuk menciptakan generasi muda Indonesia yang menjunjung tinggi nilai kebangsaan dan agama, perlu adanya sinergi dengan lembaga pendidikan untuk melahirkan pemuda-pemudi yang kelak akan menjadi pewaris bangsa Indonesia. Untuk mewujudkan cita-cita negara ini, BNPT hadir untuk menanggulangi masuknya paham radikalisme intoleran dari kelompok-kelompok tertentu yang seringkali menyasar ke anak muda di lingkungan perguruan tinggi.
Disambut oleh Rektor Universitas Nadhlatul Ulama (UNU) NTB, Dr. Baiq Mulianah, M.Pd.I., Kepala BNPT berdiskusi panjang mengenai program-program pencegahan BNPT yang dapat dikolaborasikan dengan UNU NTB. Salah satunya dengan berkolaborasi melalui program-program yang merawat nilai-nilai keberagaman, kebangsaan, yang tentunya perlu melibatkan seluruh elemen masyarakat. Pertemuan keduanya juga untuk merumuskan beberapa program penanggulanagan radikalisme intoleran yang mengarah ke arah kejahatan terorisme dengan berbagai pendekatan, termaksud melalui pendekatan seni budaya.
“Kita akan mencanangkan kerja sama ini dengan mengangkat nilai kearifan lokal, budaya lokal, seni budaya yang jadi khasanah kekayaan bangsa Indonesia. Insya Allah program ini nantinya bisa menjadi sebuah narasi nilai-nilai yang dapat dilihat oleh generasi muda Indonesia. Hal ini dimaksud agar pemuda pemudi Indonesia dapat melihat berbagai perkembangan yang ada saat ini, termasuk berkembangnya narasi-narasi propaganda yang mengarah pada radikalisme intoleran di lingkungan pendidikan maupun media sosial,” ungkap Kepala BNPT.
Merespon baik kerja sama ini, Rektor UNU NTB, Dr. Baiq Mulianah, M.Pd.I., mengucapkan terima kasih atas kunjungan dan kepedulian Kepala BNPT terhadap masa depan generasi bangsa Indonesia, dan diharapkan program kerja sama ini bisa memberikan manfaat yang lebih untuk masyarakat dan pemuda pemudi agar tetap menjaga kebudayaan dan nilai kebangaan negara.
“UNU senantiasa akan terus memberikan manfaat kepada masyarakat, dan tentu juga mewujudkan visi -misi universitas yang sudah 5 tahun berjalan, UNU sudah melakukan kegiatan dimulai dari proses merawat kebhinnekaan melalui seni kebudayaan, kearifan lokal, untuk memperkuat identitas kultural kebangsaan dan identitas kultural kewarganegaraan. Identitas kultural kebangsaan yakni bagaimana UNU bertanggung jawab secara pribadi dan institusi. Inilah 2 hal yang kami kembangkan di Universitas, identitas kebangsaan dan identitas kewarganegaraan karena di UNU sendiri, tidak ada sejarah jika tidak ada tanah air,” tutup Baiq Mulianah.(*)