SINAR NGAWI™ Ngawi-Intensitas hujan dalam sepekan terakhir yang cukup tinggi, membuat beberapa wilayah di Ngawi mengalami banjir, utamanya wilayah yang berada dibabtaran Sungai Madiun.
Budi Sulistyono, Bupati Ngawi, saat usai melakukan konsultasi publik terkait Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha (KPBU) mengenai pengembangan wisata agro techno park Ngrambe, mengatakan bahwa di Ngawi terdapat beberapa daerah yang berada di bantaran kali Madiun, sehingga selalu terjadi banjir.“Kita mengharapkan daerah-daerah yang rawan terjadi banjir tersebut, untuk meningkatkan kewaspadan,” terang dia.
Tambahnya, dalam upaya antisipasi banjir yang sedang dan akan dilakukan oleh Pemkab Ngawi adalah mengoptimalkan peran petugas, salah satunya BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Ngawi.
“Jadi yang saat ini selain menangani covid-19, BPBD harus siap juga double tugas untuk menangani bencana banjir ini,” katanya.
Terpisah, Teguh Puryadi, Kabid kedaruratan dan logistik, Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Ngawi mengatakan banjir yang terjadi di Ngawi saat ini adalah efek hidrometrologi seperti terjadinya angin kencang, banjir serta tanah longsor.
“Upaya antisipasi yang dilakukan BPBD adalah menyiapkan 40 perahu untuk kepentingan evakuasi serta menyiapkan 250-300 personel dari TIM SAR yang tersebar di seluruh kabupaten Ngawi,” jelas Teguh.
Untuk daerah rawan banjir di Ngawi meliputi 26 desa di 6 kecamatan, yaitu kecamatan Kwadungan, Pangkur, Padas, Karangjati, Geneng, dan Ngawi kota.
“Banjir yang terjadi di Ngawi, merupakan fenomena musiman yang tidak dapat terelakkan, sehingga yang bisa dilakukan adalah dengan meminimalisasi kerugian akibat banjir tersebut,” pungkasnya.
Pewarta: Pan
Editor : Kuncoro
Copyright : SN