Pemda, INOVASI dan FKIP Unram Gelar Rembuk Soal Pendidikan Lombok Tengah

Lombok Tengah, (11-06-2021) - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Tengah bekerjasama dengan FKIP Universitas Mataram dengan dukungan program INOVASI menggelar refleksi dari implementasi rancangan solusi hasil rembuk pendidikan Lombok Tengah tahun 2020 dengan topik " Rembuk Pendidikan Lombok Tengah dalam Rangka Refleksi Implementasi Program Semua Anak CERDAS". 

Kegiatan yang berlangsung secara daring ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana progres dari pelaksanaan berbagai solusi di bidang pendidikan oleh FKIP Universitas Mataram melalui program Semua Anak CERDAS.  Sejumlah pemangku kepentingan di bidang pendidikan hadir di kegiatan ini. Selain dari Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Tengah dan FKIP Unram, hadir pula perwakilan dari Kementrian Agama Kabupaten Lombok Tengah, Bappeda, Fasilitator daerah INOVASI, sejumlah Kepala Sekolah, praktisi pendidikan, LSM dan kalangan lainnya.



M. Archi Maulyda dari FKIP Universitas Mataram mengatakan pihaknya telah meyelesaikan tahapan ujicoba program Semua Anak Cerdas di Desa Karang Sidemen Kecamatan Batukliang Utara. Ada 6 sekolah yang menjadi sasaran program, yaitu SDN Karang Sidemen, SDN Persil, SDN Rangkep, SDN Senurus, SDN Repuk Sintung Barat, dan MI Nurul Hikmah. Dalam ujicoba program peningkatan keterampilan literasi dan numerasi tersebut terdapat beberapa temuan menarik. Diantaranya tingkat kehadiran guru yang cukup tinggi yaitu mencapai 90 %. Selama ujicoba ini, peserta juga lebih terlihat begitu aktif berpartisipasi baik secara tertulis dan verbal. Guru merespon dengan baik pelatihan karena materi yang disampaikan relevan dengan kebutuhan mereka dan metode pelatihan menyenangkan. Guru merasa tertantang untuk lebih lanjut mempelajari penilaian kemampuan literasi dan numerasi siswa. Dengan relevansi dan pentingnya materi, guru merasa durasi pelatihan singkat.  

Dalam ujicoba ini, tim FKIP Unram juga telah melakukan pengukuran tingkat kemampuan literasi dan numerasi siswa. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa masih perlu upaya yang lebih keras untuk dapat mengangkat level kemampuan siswa di kedua area keterampilan dasar itu. Berbagai hasil ini telah menjadi catatan untuk diperbaiki ke depannya. 

Tim FKIP Unrama juga telah melakukan identifikasi kesulitan belajar yang terjadi pada PBS siswa di sekolah-sekolah ujicoba. Menurut Archi, jumlah siswa yang memiliki kesulitan fungsional mencapai 19 siswa. Dari jumlah itu 10-19 orang mengalami kesulitan ganda. Dari 10-19 siswa yang mengalami kesulitan ganda tersebut ada 8-10 siswa mengalami kesulitan kognitif dan belajar spesifik, dan 7-10 siswa mengalami kesulitan kognitif dan emosional.

Tim juga menemukan masih adanya kendala pada guru-guru di sekolah. Dari hasil monitoring yang dilakukan pihaknya, masih terdapat guru yang belum cakap dalam melakukan penilaian, guru kesulitan mengindentifikasi kesulitan belajar fungsional siswa, masih ada yang tidak menerapkan pembelajaran sesuai dengan yang dilatihkan dan masih ada guru yang kesulitan mengelola kelas dan membangkitkan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Selain itu, indikator kesulitan belajar dalam instrumen dirasa kurang detail.

"Catatan penting kita dari semua yang ditemukan dalam ujicoba itu adalah masih adanya sekolah yang kekurangan guru, sarana dan prasarana masih kurang, pembelajaran bagi siswa ABK masih kurang termasuk juga durasi pembelajaran terlalu singkat dan perlu ditambah" jelasnya.

Jadi kesimpulannya dalam ujicoba itu adalah partisipasi guru untuk ikut pelatihan sangat baik. Perlu diperbaiki dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan adalah penjadwalan kegiatan, minimnya waktu, lebih mendalami materi pelatihan, disiplin waktu yang masih kurang, pola pengelompokan guru, dan lain sebagainya. 

PLT Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Tengah Drs. H.L.Muliawan saat memberikan sambutannya mengapresiasi pelaksanaan kegiatan rembuk pendidikan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh pemangku kepentingan telah merasa bertanggungjawab atas kemajuan pendidikan khususnya literasi dan numerasi bagi anak siswa sekolah dasar. 

"Kita apresiasi kegiatan ini dan semoga nanti apa yang dihasilkan akan bisa ditelurkan kepada guru dan sekolah lainnya di Kabupaten Lombok Tengah" ungkapnya.

Muliawan menegaskan setiap anak memiliki bakat dan potensi yang terpendam dan menjadi tugas guru dan orang tua untuk mencari dan menemukan potensi pada anak didik itu dan bersama sama dengan orang tua mengembangkan potensi tersebut.

"Pemerintah pusat sendiri telah memperioritaskan peningkatan literasi, numerasi dan pengembangan karakter bagi siswa karena itu sekolah sekolah penggerak dan organisasi penggerak ditekankan untuk peningkatan tiga hal itu" ungkapnya.

Pemerintah daerah, lanjutnya, menaruh harapan pada guru-guru penggerak, sekolah-sekolah penggerak untuk bersama sama mengembangkan serta meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga pendidikan di kabupaten Lombok Tengah bisa menjadi lebih maju dan tangguh.

Dia menyadari kesulitan guru dimasa pandemi Covid 19 ini yang disebutnya menciptakan disparitas dalam layanan pendidikan. Namun Muliawan berharap hal itu tidak dijadikan alasan ataupun penyebab menurunnya semangat pengabdian bagi para pendidik.  Untuk itu, dia juga berharap agar sinergitas antara pemerintah daerah dan mitra-mitra pendidikan termasuk INOVASI, bisa terus diperkuat.

Terkait dengan partisipasi guru yang ikut pelatihan cukup tinggi selama ujicoba ini, pihaknya menyampaikan ucapan terimakasih dan apresiasi setinggi-tingginya. Dia berharap kedepannya tidak hanya sampai disini namun berkelanjutan. 

Sri Widuri, Provincial Manager Program INOVASI NTB, menyambut baik respon Plt. Kepala Dinas Pendidikan dengan menyampaikan kesiapan INOVASI untuk mendukung Kabupaten Lombok Tengah dalam melakukan upaya sinergi antar berbagai program peningkatan mutu pendidikan, di antaranya dengan melakukan refleksi dan evaluasi implementasi program dan menyampaikan hasil pembelajaran di lapangan kepada Pemerintah Pusat. (FC)

Subscribe to receive free email updates: