Lombok Tengah, SN - Kerja keras Pokdarwis Bonjeruk Kecamatan Jonggat menjadikan Desa Bonjeruk menjadi desa Wisata berbuah manis bahkan tidak itu saja, desa yang terkenal dengan budaya dan sejarahnya itu masuk dalam 50 desa penerima anugerah Desa Wisata Indonesia.
Ketua Pokdarwis Desa Bonjeruk Usman mengatakan potensi sumber daya alam di Desa Bonjeruk cukup banyak. Tidak hanya panorama alam dengan hamparan persawahan yang memukau namun juga desa ini memiliki sejarah peradaban yang hingga saat ini masih dikenang. Sebut saja Gdeng Blek yang berada di pusat pemerintahan desa Bonjeruk. Rumah Besar (Gdeng Blek) dibangun tahun 1933 saat Bupati pertama Kabupaten Lombok Tengah L.Srinata masih menjadi kepala Distrik (pusat pemerintahan kecamatan). Rumah tersebut selain digunakan sebagai pusat pemerintahan namun juga sebagai tempat tinggal kepala Distrik waktu itu. Hingga saat ini bangunan tersebut masih kokoh berdiri meskipun nilai sejarahnya mulai luntur seiring dengan adanya pemugaran. "Memang ada pemugaran, namun beberapa ruang masih utuh" ungkap Usman.
Selain itu, Pokdarwis Bonjeruk juga menawarkan berbagai destinasi wisata dan kuliner seperti Geo wisata, wisata alam persawahan, kuliner, pasar bambu dan jajanan tradisional yang membuat lidah anda dimanjakan karena itu Persatuan Wartawan Lombok Tengah (PWLT) memutuskan untuk menggelar rapat pembubaran panitia Rapum II di Pasar Bambu.
Bonjeruk sendiri ditetapkan menjadi Desa wisata sejak tahun 2018. Sejak itu Usman dan kawan kawannya mulai berbenah. Potensi alam yang sekiranya dapat dijual ke wisatawan dicoba dan dikembangkan dan alhasil tidak sedikit dari potensi itu menjadi pilihan menarik untuk wisatawan dan keluarga. Sebut saja Pasar Bambu. Pasar Bambu sendiri mulai dikenal khalayak ramai sejak dua tahun lalu.
Disebut Pasar Bambu karena didirikan di antara rumpun rumpun Bambu. Namun jangan salah, bukan sayur mayur ataupun bahan bahan kelontongan serta sembako yang ditawarkan ditempat ini melainkan kuliner dengan sajian makanan khas ala Bonjeruk yakni kuliner Ayam Merangkat, sayur bening, sambal trasi dan jajanan tradisional seperti Jaje Tujak, Jaje Erot dengan hidangan Tuak Manis sebagai pelengkap kuliner. "Zaman dahulu Ayam Merangkat biasa disajikan saat melaksanakan adat perkawinan atau acara Adat istiadat dan seni budaya, namun sekarang sudah menjadi bagian pelengkap dari menu kuliner yang ada di Desa Bonjeruk" kata Usman.
Usman mengakui dukungan pemerintah daerah dan pemerintah desa cukup besar. Berkat dukungan itu Desa Bonjeruk kini sudah dikenal sebagai desa wisata. "Terimakasih atas dukungan pak Kades dan pak Bupati sehingga desa kami sudah mulai dikenal tidak hanya didalam negeri tetapi juga mancanegara" tutupnya. Lth01