Lombok Tengah, SN - Mendengar manfaat yang luar biasa dari pelatihan numerasi dan literasi yang sudah dilakukan oleh INOVASI diberbagai tempat di wilayah Kabupaten Lombok Tengah membuat para guru Sekolah Dasar di Kecamatan Janapria berharap dapat pelatihan yang sama oleh INOVASI. "Kami sudah mendengar cerita dari guru guru diluar kecamatan Janapria bagaimana besarnya manfaat diperoleh dari pelatihan numerasi dan literasi yang dilakukan oleh INOVASI, makanya kami berharap ada pelatihan semacam itu bagi guru guru di Kecamatan Janapria khususnya di Sekolah gugus 8 Kecamatan Janapria" kata Ketua Gugus 8 Kecamatan Janapria H.Murdi SAg, M.PdI Kantornya kemarin.
Murdi sendiri pernah merasakan pelatihan numerasi dan literasi sekali namun tidak dilakukan oleh INOVASI melainkan oleh Dinas Pendidikan saat masih tugas disekolah lain tetapi ilmu pengetahuan yang diperoleh belum cukup memuaskan sebab dilakukan hanya sekali, karena itu dia berharap ada pelatihan lagi bagi guru lainnya. "Saya pernah ikut pelatihan saat saya masih di sekolah lain, tetapi itu dulu, kita ingin INOVASI berikan pelatihan kepada kita guru guru di gugus kami agar kami tahu dan faham bagaimana mengajarkan anak anak kita yang berkebutuhan khusus itu" ungkap Kepala SDN 1 Bakan Kecamatan Janapria itu.
Di Gugus 8 sendiri terdapat 21 siswa kelas rendah mengalami kelemahan dalam literasi dan numerasi di 5 Sekolah diantara Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Bakan, SDN 2 Berangah, SDN 1 Selebung, SDN Kebun Songkar dan SDN 2 Bakan. Sebagian besar siswa tersebut kurang responsif dalam pelajaran, tiga siswa lemah dalam hal mengingat pelajaran, dua tuna wicara dan sisanya gangguan fisik.
Sementara itu Kepala SDN 2 Berangah H.Darma, S.Pd mengatakan terdapat dua siswa di sekolahnya berkebutuhan khusus yakni Sukma kelas 3 dan Robi kelas 6. Sukma dan Robi sendiri secara fisik normal namun sangat sulit merespon pelajaran. "Kalau dari usianya dia seharusnya sudah tamat SMA sebab saat ini usianya sudah 18 tahun namun baru kelas 6" ujarnya.
Diapun berharap ada pelatihan khusus bagi guru kelasnya untuk mengajar secara khusus bagi dua siswanya tersebut. "Belum ada guru kami yang dididik khusus untuk menangani siswa berkebutuhan khusus itu, makanya kita sangat berharap INOVASI bisa melatih kita bahkan menjadikan sekolah di gugus 8 jadi sekolah sasaran" harapnya.
Sedangkan Guru Kelas Suryaningsih S.Pd yang pernah mengajarkan dua siswa tersebut mengaku kesulitan dalam mengajarkan dua siswa tersebut sebab mereka sangat sulit mengingat dan merespon pelajaran yang kita berikan. "Sukma orangnya gak betah, kalau sudah gak mau ya pulang atau pergi, dia hanya hapal hurup A sampai hurup D saja" jelasnya.
Diapun berharap agar dilatih dalam menghadapi anak anak berkebutuhan khusus tersebut agar tahu cara mengajarkannya. Lth01