Pemerintah Turunkan Tim Pantau Implementasi Program INOVASI, Guru Akui Sangat Baik


Tim yang diturunkan Pemerintah untuk memantau pelaksanaan program INOVASI di Kabupaten Lombok Tengah, salah satunya di SDN 2 Sengkol

Lombok Tengah, SN - Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia telah menjalin kerjasama pendidikan bernama Program INOVASI. Program ini sudah berjalan beberapa tahun lamanya di berbagai daerah di Indonesia termasuk di Nusa Tenggara Barat. Untuk memastikan program ini berjalan dengan baik dan dapat diterima oleh guru dan siswa, pemerintah menurunkan tim ke lapangan untuk melihat sejauh mana implementasi program pembelajaran yang sudah dijalankan oleh INOVASI tersebut. Tim terdiri dari Kemendikbudristek RI, Kementerian Agama dan INOVASI sendiri.

Ada empat sekolah di dua kecamatan menjadi lokasi kunjungan tim yakni SDN Batunyala dan MI Nurul Muhajirin Kecamatan Praya Tengah, SDN 2 Sengkol dan SDN 1 Kuta Kecamatan Pujut. 

Drs. Zulfikri Anas, M.Ed Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar Kurikulum dan  Asesmen Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia usai meninjau pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di MI Nurul Muhajirin mengaku kaget dengan pesatnya perkembangan program pembelajaran yang diajarkan oleh INOVASI bahkan dia menilai program ini sangat bisa diterima baik oleh guru maupun murid.

Menurutnya dirinya sangat berbahagia dengan program yang dijalankan oleh INOVASI. Program yang dijalankan ini kata Anas adalah model atau contoh pembelajaran yang mengerti kebutuhan anak sebab bagaimanapun dalam dunia pendidikan yang harus pertama kali dilakukan adalah bagaimana memahami kebutuhan anak dan itu sudah dilakukan pelatihan selama dua bulan. "kita sudah lihat prakteknya, hasilnya luar biasa dimana anak yang awalnya malu malu dan tidak percaya diri menjadi percaya diri, guru guru semakin dekat dengan anak, anak juga merindukan gurunya, kemampuan literasi dan numerasi ini adalah pintu gerbang pondasi untuk kemampuan lainnya dan ini menjamin kesuksesan pembelajaran selanjutnya, serta anak anak akan belajar sepenuh hati" kata Anas.

Bagi Zulfikri Anas Pendekatan edukasi yang dilakukan dalam metode pengajaran yang diterapkan oleh INOVASI sangat baik. Pendekatan terhadap anak anak berkebutuhan khusus itu bukan pendekatan medis melainkan pendekatan kasih sayang dan kenali siswa. Sesungguhnya kata Anas dalam keterbatasan atau kekurangan anak ada kelebihannya sebab sesungguhnya Tuhan akan menunjukkan apapun keterbatasan orang itu akan ditutup oleh kelebihannya.

Apa yang dimaksimalkan pada anak itu pasti ada. Contoh anak tunanetra dia fokus atasi masalahnya sendiri sementara manusia normal belum tentu bisa. "Saya kasi contoh, saat mati lampu kita bisa panik, tetapi kalau dia tidak panik bahkan santai, ayo saja lomba cepat cepat jalan dijalan gelap, kita bisa saja tersungkur namun anak anak berkebutuhan khusus itu akan jalan dengan santai dan aman, disitulah kelebihan dibalik kekurangan kita, maka langkah pertama adalah kenali anak sepenuhnya baik anak normal atau tidak" ungkapnya Zulfikri.

Menurut Zulfikri ada hal mendasar yang perlu diketahui oleh guru dimana terdapat perubahan kurikulum. Kurikulum yang digunakan sekarang adalah kurikulum berbasis kemampuan anak yang diberi nama Kurikulum Merdeka.

Kurikulum ini lebih melihat kepada kemampuan anak atau siswa sendiri sementara kurikulum sebelumnya guru dituntut untuk dapat menuntaskan kurikulum diakhiri tahun.

"Dulu yang dikejar oleh guru adalah bagaimana tuntas kurikulum bukan kemampuan anak, harusnya sesuai dengan kemampuan anak. Makanya dikurulum merdeka ini pembelajaran sesuai kemampuan anak, Maka langkah awalnya adalah kita mengenali dahulu anak didik kita, di bulan pertama kenali anak dengan sesungguhnya" kata Anas.

Dia berharap agar program yang sudah dijalankan oleh INOVASI untuk berkelanjutan dan terus melakukan pendampingan kepada guru. Anas dalam kesempatan itu juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada INOVASI yang sudah mengubah budaya belajar dari sebelumnya pasif ke aktif, dari yang sebelumnya anak kurang bergairah menjadi bergembira. 

Sesungguhnya kata Anas tidak ada produk Allah yang gagal tergantung keikhlasan  mendidik anak itu, semoga para pendidik diberikan keberkahan dan ganjaran pahala yang besar. "Seperti pepatah mengatakan Nahkoda takkan pernah tangguh di air yang tenang. Namun ketangguhan nakhoda ditentukan pada saat air berkelombang, itulah guru" katanya mengakhiri.

Sementara itu terpisah, Kepala SDN 2 Sengkol Kecamatan Pujut Lalu Muzhar, S.Pd tak menyangka program ini dapat difahami dengan baik oleh guru dan murid padahal kata dia metode pembelajaran ini belum lama dilaksanakan. 

Diakuinya Pelatihan bagi guru dilakukan pada bulan Desember 2021, selanjutnya pada bulan Januari 2022  dilakukan asemen dan melakukan pengelompokan sesuai level. Bulan Februari pelaksanaan pembelajaran literasi dan numerasi dan sekaligus melakukan asesmen untuk pantau perkembangan siswa sehingga terjadi perubahan level. "Dirasakan sangat bermanfaat sehingga dari cara itulah kita diketahui tingkat kemampuan anak dan dapat melihat secara langsung mana anak yang harus diperlakukan secara khusus dan tidak" ungkapnya.

Dia mengatakan sebelum ada metode yang diajarkan INOVASI, pihak guru tidak bisa mengetahui secara detail anak anak yang berkebutuhan khusus itu barulah dengan metode itu diketahui terdapat Tiga orang siswanya yang mengalami kesulitan setelah kelas 3, "sekarang belajar dilevel pemula. Kesulitan kemampuan membaca sementara menulis dan menghitung lancar" ungkapnya.

Kepala Sekolah pun berharap agar program ini terus berkelanjutan sebab sangat baik untuk model pembelajaran di daerah daerah seperti halnya di Lombok Tengah. "Kami merasakan perubahan yang luar biasa dengan model pembelajaran seperti itu, jadi kami berharap agar berkelanjutan sampai akhirnya semua guru memahami metode pembelajaran itu" harapnya. Lth01 

Subscribe to receive free email updates: