Lombok Tengah, SN - Sosialisasi Dasboard Pendidikan Inklusif dan Pelatihan Instrumen IKFBS Bagi Pengawas MI dan MTs di Kabupaten Lombok Tengah digelar di Aula PGRI Kecamatan Praya 4/6,2022. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Pemerintah, LPTK dan INOVASI.
Ketua Pokja Pengawas Provinsi NTB Ikmal mengatakan, cikal bakal lahirnya INOVASI didasarkan atas berbagai persoalan yang muncul dalam proses belajar mengajar khususnya ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam mendapatkan hak haknya didalam Pendidikan. Karena itu INOVASI hadir dalam rangka melayani ABK. Tahun lalu INOVASI membantu Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dalam rangka pendidikan inklusi hanya saja perlu diketahui bahwa, tidak semua anak normal butuh bimbingan khusus. Untuk itu diperlukan input data yang akurat dalam menentukan apakah anak tersebut masuk dalam katagori ABK atau tidak. " Kita harus dapat melayani dengan sistem dan tidak sekedar mencatat atau menginput namun menggunakan data yang akurat namun kadang kala dalam mendata dan mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi ABK kurang bagus sehingga tidak bisa dirumuskan solusinya" ucap Ikmal.
Di dasbornya ini kata Iklan sudah lengkap mulai dari masalah yang dihadapi ABK sampai dengan solusi penanganan. Beda dengan SDLB lebih kepada tingkat belajar saja sementara di Dashboard semua kebutuhan anak akan terdata dengan baik. "Jadi INOVASI ini lebih fokus kepada bagaimana membantu masalah kesulitan belajar ABK
"Inovasi memberikan tenggang waktu kepada pengawas sekolah maupun pihak sekolah untuk melakukan pendataan paling telat tanggal 12-13 Juni 2022 sudah selesai melakukan pendataan.
Sementara itu Kepala Kementerian Agama Kabupaten Lombok Tengah yang diwakili Ketua Pokjawas Madrasah Kemenag Kabupaten Lombok Tengah L. Agung Pambudi mengatakan,
Kegiatan ini sangat bagus, karena pemerintah pusat dan INOVASI telah membantu pemerintah daerah bagaimana cara mendidik anak anak berkebutuhan khusus dengan baik dan benar.
"Begitu digelindingkan Program inklusi ini, kita susun AKM dan dalam waktu dekat bisa menyuguhkan data data yang dibutuhkan" jelasnya.
Kementerian Agama Kabupaten Lombok Tengah kata Agung tentu sangat didukung oleh Kementerian Agama dan Pemda Loteng.
"Yakinlah bahwa niat fasilitator INOVASI sangat luhur, terus berkesinambungan jangan hanya ada saat ada proyek saja. Kami siap mendukung apa yang menjadi hajatan dari INOVASI" ucapnya.
Sementara itu
M. Sayuti dari INOVASI mengatakan di Dinas Pendidikan sudah lakukan indentifikasi di Sekolah masing-masing. Strategi pendataan dengan turun langsung. Sehari kumpulkan, operator, Kasek dan pengawas, esoknya langsung lakukan pendataan maka sebelum waktunya sudah selesai ujarnya.
Bagi Sayuti ada 9 indikator yang mempengaruhi kesulitan ABK diantaranya, Kesulitan Penglihatan, Kesulitan pendengaran, Kesulitan Motorik Kasar, Kesulitan Motorik Halus, Kesulitan berbicara, Kesulitan berfikir, Kesulitan membaca, kesulitan berprilaku atau Perhatian dan kesulitan terkahir adalah Kesulitan emosi.
Nanti kata dia, Yang mengisi format pendataan adalah guru kelas di SD masing-masing, Wali Kelas di SMP karena dia yang paling tahu dan dibantu oleh guru BK dan guru lainnya. Sebelum mendata sebaiknya berkonsultasi dengan orang tua masing masing ABK tentang anak tersebut.