Bau Nyale Jatuh Tanggal 29 Februari 2023



 Lombok Tengah, SN - Pelaksanaan core event bau Nyale jatuh pada tanggal 29 Februari 2023. Hal itu berdasarkan kesepakatan seluruh tokoh adat dari 8 penjuru di Kabupaten Lombok Tengah. Para tokoh adat dari berbagai paer atau wilayah di Lombok tengah dari 8 penjuru mata angin berkumpul di Kampung adat Sasak Ende Desa Sengkol Kecamatan Pujut, minggu (14/01/2024) dalam gelaran Sangkep Warige untuk menentukan waktu Bau Nyale.


Hadir dari unsur Pemerintah, Wakil Bupati Lombok tengah, Dr.HM.Nursiah, Plt Kepala Dinas Pariwisata H.Lendek Jayadi, instansi vertikal TNI-Polri dan Camat, Kades, Kadus dan lainnya.
Dari hasil rapat komisi (sangkep madye) kemudian dilanjutkan ke sidang paripurna untuk diumumkan ke khalayak ramai. Sangkep Warige secara resmi memutuskan Bau Nyale jatuh diantara akhir Februari tanggal 29 dan Awal Maret tanggal 1, Tahun 2024 hari Kamis atau Jum'at atau tanggal 19 Bulan Sya'ban 1445 Hijriah


"Berbagai kemungkinan bisa terjadi atas kehendak Tuhan, karena perubahan iklim dewasa ini juga berpengaruh, tapi sebagian besar menafsirkan dari masing-masing penerjemahan rowot lebih cenderung pada akhir Februari dan awal Maret 2024," katanya

Ketua Sangkep Warige Agus Fathurrahman menerangkan, musyawarah ini lebih tepatnya sebagai bentuk penentuan waktu disebut tanggal 20 bulan 10 atau bulan roah atau sya'ban yang memang sudah ajek sejak zaman dahulu bersumber ilmu astronomi atau perbintangan para leluhur

"banyak atau sedikitnya Nyale keluar tergantung banyak faktor diantaranya lebih condong disebabkan manusia sendiri, bagaimana menjaga adat istiadat dan alam" ujarnya 




Wakil Bupati Lombok tengah, Dr.HM.Nursiah,S.Sos,M.Si mengarahkan semua yang hadir melanjutkan informasi keputusan Sangkep Warige ke seluruh lapisan masyarakat. Berita acara tidak boleh diganggu gugat lagi muncul sebagai kontroversi.

"Keputusan sangkep jadi dasar Pemerintahan untuk melaksanakan kegiatan Even Bau Nyale terkait program atau penganggaran dan lainnya," Tukas Wabup.

Disarankan, semua pihak menjaga dan mempertahankan kelestarian adat istiadat kearifan lokal dan alam lingkungan. Agar keberadaan Nyale tidak punah.

" Bau nyale ini bukti sinkronisasi antara manusia, alam dan ketuhanan, sehingga kita harus menjaga semuanya agar tetap lestari," tandasnya.

Subscribe to receive free email updates: