FOGGING : Seorang petugas dari Dinkes Blora tengah melakukan fogging di sebuah desa yang diketahui ada penderita DB-nya. |
Kepala Dinkes Blora, dokter Heny Indriyani ketika dikonfirmasi membenarkan, jika belakangan ini instansinya getol melaksanakan fogging ke sejumlah desa yang diketahui atau ditemukan kasus Demam Beradarah. ''Ya memang kami baru getol-getolnya melakukan foging. Tanpa ada permintaan, kalau diketahui di sebuah lingkungan ada kasus DB -nya kami kami pasti segera melakukan fogging,'' jelasnya, Jumat (25/11)
Sebagaimana diketahui, baru-baru ini demam berdarah (DB) di Blora menelan seorang korban jiwa, yakni seorang anak asal Kelurahan Kunden, Blora Kota. Dengan demikian, mulai bulan Januari hingga pertengahn November 2016 ini, penyakit yang penyebarannya melalui nyamuk Aedes Aegypti itu telah menelan korban jiwa 10 orang.
Kabar terbaru, seorang murid kelas 2 SD, di Kalisari, Kecamatan Randublatung juga meninggal akibat terserang DB. Hanya saja, penyebab kematiannya apakah karena DB atau penyakit lain masih menjadiperdebatan. Hanya saja, diperoleh informasi, terlepas ketidakpastian itu, pihak Dinkes Blora juga telah melakukan fogging di sekitar SD Kalisari tersebut.
700 Kasus
Terpisah, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Blora, Lilik Hernanto SKM Mkes menjelaskan, hingga saat ini jumlah kasus DB di Blora sudah mencapai 700 penderita. Untuk penyebarannya, tertinggi berada di Kecamatan Blora Kota, disusul Kecamatan Tunjungan dan Kecamatan Cepu.
Menurut Lilik Hernanto, seiring dengan meningkatnya kasus DB belakangan ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Blora mengingatkan kepada seluruh warga Blora untuk waspada. Disarankan untuk terus meningkatkan Pembasmian Sarang Nyamuk (PSN).
Disamping itu, lanjut Lilik, apabila mendapati anggota keluarga yang mengalami demam 3 hari segera dibawa ke dokter atau puskesmas maupun rumah sakit terdekat. Hal itu harus dilakukan dalam rangka untuk antisipasi jangan sampai jika memang terkena DB tidak terlambat untuk menanganinya. (Hendra)