Ilustrasi, Logo AMP, Dok.KM |
Meski demikian. Masa aksi AMP yang berencana akan turun jalan besok, kepada kabarmapegaa.com, mengatakan tidak takut dengan ancaman itu.
"Kami sudah dengar info itu, tapi kami tetap turun jalan. Kami tidak takut," kata Roberta Muyapa, sore (30/11/2016) ini, di Kantor PMKRI, Jakarta.
Menurut Roberta, memperingati kemerdekaan Bangsa Papua adalah kewajiban bagi setiap insan orang papua.
Untuk itu, lanjut dia, apapun bentuk ancaman dari pemerintah Indonesia, tidak akan menyurutkan semangat mereka untuk turun aksi.
"Mau tangkap kah, mau di penjara kah, kami tetap aksi," ucap dia.
Lebih lanjut, Anggota AMP dari Komite kota Yogyakarta ini mengatakan lebih bagus jika mereka ditahan dan diproses sesuai hukum yang berlaku.
"Kalau kami ditahan, saya pikir lebih bagus. sekarang persoalan papua sudah mendunia," ungkap dia. Frans Nawipa, Ketua AMP KK Jakarta, lebih menekankan apapun bentuk hukumannya agenda aksi damai tetap dijalankan.
"Hukuman model apapun dari Indonesia adalah konsekuensi bagi kita. Untuk itu, aksi besok tetap jalan," beber Frans, di waktu yang bersamaan.
Frans menjelaskan, masa aksi yang akan turun besok, berasal dari setiap anggota komite kota Jawa dan Bali.
"Selain itu, kawan-kawan dari FRI West Papua juga akan gabung," jawab dia.
Ketika ditanya soal jumlah masa, Frans katakan belum bisa memastikan. "Masa yang sudah ada saja banyak. Saya tidak bisa perkirakan berapa jumlahnya. Intinya tahun ini jumlah masa yang akan turun lebih banyak dari yang lalu-lalu," ucap dia.
Liputor: Stevanus Amoye Yogi