Bandung, (KM) --- Kepala Seksi Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Dinas Pendidikan dan Pengajaran Provinsi Papua Elsina Mote, S.Pd., mengatakan Pemerintah Kabupaten Nabire merupakan salah satu kabupaten yang fokus terhadap Pengembangan Sumber Daya Manusia (SMD) di Provinsi Papua.
Hal tersebut, Elsina Mote menyampaikan saat melakukan Monitoring dan Evaluasi bagi program Afirmasi Pendidikan Tinggi dan Program “Mencetak Seribu Doktor” yang dikelola oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia melalui Dana Otonomi Khusus yang digagas oleh Barnabas Suebu, SH., tahun 2010 saat menjabat sebagai Gubernur Provinsi Papua. (Selasa, 29/11/2016) tadi malam di Hotel Elsada Jl. Asia Afrika No. 12 Bandung.
Selanjutnya, Ia menuturkan bahwa pemerintah kabupaten dan kota Se-Tanah Papua harus mengambil contoh dari kabupaten Nabire dalam hal pengembangan Sumber Daya Manusia karena Pemerintah Provinsi Papua sudah mengalokasikan Dana Otonomi Khusus sebesar 80% untuk mengelola dana tersebut sesuai kebutuhan daerahnya sendiri. “Tandasnya.
Di Tempat yang berbeda, Sekretaris Jenderal Ikatan Mahasiswa Se-Tanah Papua Jawa Barat Leonardus O. Magai mengatakan hal yang berbeda yakni, Pemerintah Kabupaten Nabire sejak bupati Isaias Douw, S.Sos., belum jelas tentang pengembangan Sumber Daya Manusia karena sejak beliau menjabat Bupati tak jelas penyaluran Bantuan Dana Tugas Akhir dan Pemondokan atau Rehabilitasi Asrama Nabire hingga saat ini. “Ujarnya.
Leonardus juga menambahkan bahwa sampai saat ini pemerintah kabupaten Nabire belum menjelaskan tentang hal SKPD apa yang mengelola Dana Tugas Akhir? Dinas apa yang mengelola Rehabilitasi Asrama dan Bantuan Dana Pemondokan? Berapa Persen Dana yang dialokasikan bagi Mahasiswa Nabire yang non Beasiswa? Berapa Dana yang dianggarkan bagi Mahasiswa Beasiswa? Berapa Dana yang dianggarkan untuk Dana Pengembangan Potensi Mahasiswa Nabire? Berapa persen Dana yang dialokasikan untuk Penyelesaian Studi Akhir? Persyaratan apa yang harus dilengkapi untuk mendapatkan Dana Tugas Akhir? Dan banyak pertanyaan-pertanyaan yang belum dijawab oleh pemerintah kabupaten Nabire selama tujuh tahun berjalan sejak Douw menjabat sebagai Bupati Nabire. “Ujarnya.
Ia menanyakan bahwa pemerintah provinsi mengatakan pemerintah kabupaten Nabire focus terhadap pengembangan sumber daya manusia dengan menggunakan Barometer atau Indikator apa? Menurutnya, Pemerintah kabupaten Nabire selama tujuh tahun terakhir gagal mengembangkan Sumber Daya Manusia karena beberapa Mahasiswa asal kebupaten Nabire belum menyelesaikan studinya seperti jurusan Penerbangan, Kedokteran, Keguruan, Pertanian, Peternakan, dan bidang social lainnya, padahal jurusan yang disebutkan diatas sangat membutuhkan di kabupaten Nabire. “Pungkasnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa Mahasiswa asal kabupaten Nabire sampai saat ini tidak diperhatikan seperti Bupati A.P Youw dulu. Ia membandingkan kepemimpinan A.P. Youw dan Isaias Douw, lebih baik Bupati A.P Youw karena pada saat A.P.Youw menjadi Bupati Nabire selalu memberikan dana penyelesaian Studi atau Dana Tugas Akhir setiap tahunnya dan Pembangunan Asrama Mahasiswa Nabire dibeberapa Kota Se-Indonesia dibangun saat itu. Namun, pada saat Bupati Douw Memimpin Nabire selama tujuh tahun berjalan apa yang dibuat olehnya dalam bidang Pendidikan? Bertanya sambil kesal. “Tutupnya.
Liputor: Pernando Kobak