LOMBOK TENGAH, sasambonews.com. Embung Tojak Desa Barabali Kecamatan Batukliang yang dibangun secara swakelola oleh kelompok tani (poktan) tahun anggaran 2016 dari Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Loteng kini ini telah rusak parah. “Baru beberapa bulan dikerjakan, embung tersebut sudah rusak. Ini patut dipertanyakan?,” kata salah satu warga Barabali, Widi.
Kepala Desa Barabali, Ki Agus Azhar yang dikonfirmasi juga tak menampik masalah kerusakan embung ini. Tetapi, pihaknya tidak bisa berbuat banyak karena langsung dikerjakan oleh masyarakat melalui anggaran pemerintah daerah. Pemdes dalam hal ini sifatnya hanya sebatas mengetahui saja tanpa turut camput pengerjaannya. “Sebaiknya itu ditanyakan langsung ke kadus (kepala dusun) bersangkutan,” ujar Agus.
Sementara, Kadus Tojak, Zaenul yang dikonfirmasi via ponselnya berkali-kali tidak diangkat.
Dari pantauan, embung ini rusak parah. Sebagian taludnya jebol, sehingga embung yang dihajatkan untuk petani ini tak bisa berfungsi maksimal.
Terhadap kerusakan yang terjadi itu, Dispertanak tak menapik, kalau embung Tojak itu telah rusak. “Embung ini dikerjakan secara swakelola oleh kelompok petani (Poktan). Dan Poktan sanggup memperbaikinya,” kata Kabid Pertanian Dipertanak Loteng, Muslim.
Perlu diketahui kata Muslim, sebelumnya kualitas embung ini sudah bagus. Namun, karena faktor alam yang saat itu curah hujannya tinggi, menyebabkan luapan air tak bisa tertampung, sehingga menyebabkan jebol. “Intinya Poktan sudah sanggup memperbaikinya, itu juga terlihat dari material sudah didatangkan oleh mereka untuk memperbaikinya,” terangnya.
Sedangkan, anggarannya dari APBN. Nilai satu embung dianggarkan sebesar Rp 100 juta. Kemudian, Loteng dapat kuncuran 10 embung yang terletak di sejumlah titik, diantaranya Desa Sukadana Kecamatan Pujut, Bangket Parak Kecamatan Pujut, Saba Kecamatan Janapria, Lekor Janapria, Dusun Range Kecamatan Janapria, Dusun Lingkok Bunut Kecamatan Janapria dan termasuk di Tojak Desa Barabali Kecamatan Batukliang. “Dari semua ini, hanya di Dusun Tojak saja yang mengalami rusak, selainnya masih bagus,” terangnya.
Kemudian, anggarannya pun bukan pihaknya menyalurkan, melainkan pemerintah Provinsi yang menyalurkan. Selain itu, dana juga langsung ke rekening mereka (Poktan). “Kami disini hanya dilibatkan selaku mengawasi saja. Selebihnya, apalagi menyangkut pengerjaan itu merupakan tanggungjawab Poktan,” tungkasnya. |dk