Portal Berita Bola ~ Pelatih Bhayangkara FC Ibnu Grahan memberi semangat kepada anak buahnya, Evan Dimas untuk tampil lebih impresif saat mengikuti TC Timnas Indonesia.
Ibnu mengakui, faktor kompetisi yang tidak stabil membuat Bhayangkara FC tak ada waktu untuk melakukan pembentukan fisik pemain, termasuk Evan. Seperti diketahui, sebelum TSC 2016 bergulir, para pemain Indonesia hanya mengandalkan turnamen yang tidak teratur sehingga persiapan tim minim.
Ibnu mengaku tak memiliki program khusus untuk meningkatkan kondisi fisik sang pemain. “Evan pemain profesional, klub ini juga profesional. Program untuk semua pemain sama. Pemain yang ingin meningkatkan performanya harus menambah latihan sendiri,” katanya.
Seorang pemain profesional, menurut Ibnu harus sadar dan tahu apa kekurangannya. Tanpa diminta untuk menambah jam latihan sendiri, Evan diharap meminta tambahan program ke pelatih kepala atau pelatih fisik untuk membantu membuat program, atau minimal melakukan pendampingan.
Ibnu mengungkapkan, salah satu yang membedakan adalah intensitas kebersamaan Evan Dimas bersama klub berbeda dengan di Timnas U-19 dulu. Tak hanya itu, berkompetisi jangka panjang bersama klub jelas berbeda dengan turnamen layaknya Piala AFF U-19. Sehingga pola dan frekuensi latihan juga beda.
“Yang saya tahu, Evan sudah berupaya untuk menjaga kebugarannya melalui fitnes. Di klub, serangkaian latihan fisik sudah kami berikan, bukan hanya untuk Evan, tapi juga pemain lain. Namun ketatnya jadwal kompetisi terkadang sulit bagi seorang pelatih fisik untuk menyusun program latihan yang ideal,” jelas Ibnu.
Bagi Ibnu, anggapan performa fisik Evan belum kembali seperti di Timnas U-19 tidak sepenuhnya benar. Dalam mengarungi kompetisi jangka panjang menurutnya tidak bisa menuntut seorang pemain selalu dalam kondisi fisik terbaik, begitu juga penampilannya.
Di mata Ibnu, Evan saat ini dalam kondisi fisik yang cukup baik. Namun soal belum berada di puncak performa terbaiknya, bagi Ibnu sulit mengetahui pasti lantaran adanya batasan-batasan yang membuatnya tidak bisa memantau kondisi fisik Evan secara reguler.
Sebab menghadapi jadwal kompetisi yang padat seperti TSC ini, mereka tidak bisa sering berlatih di laboratorium olahraga di Unesa yang letaknya dari mes Bhayangkara FC di Jemursari relatif jauh.
Faktor fisik memang menjadi pekerjaan rumah bagi tim pelatih Timnas Indonesia. Berdasarkan hasil tes fisik yang dilakukan di Sleman pada 21 dan 23 November, Alfred Riedl mengaku kecewa karena hampir semua pemain tidak dalam kondisi fisik optimal.
Tim pelatih Timnas Indonesia enggan membeberkan hasil tes fisik tersebut, tapi dalam satu sesi beep tes, nama Evan Dimas tidak masuk dalam tiga teratas. Posisi pertama ditempati Muhammad Hargianto (level 12 putaran lima), Rudolof Yanto Basna (level 12 putaran enam), dan Manahati Lestusen (level 12 putaran dua).