Portal Berita Terkini ~ Partai oposisi di parlemen Korea Selatan sepakat akan menggelar voting untuk memakzulkan Presiden Park Geun-hye, Jumat ini.
Hal itu menyusul skandal korupsi yang mendera pemerintahan Park.
Korea Times melaporkan, Selasa (29/11/2016) pihak oposisi tidak berencana untuk menunda, apalagi membatalkan voting ini, walau Presiden Park telah menyatakan siap mengundurkan diri.
“Presiden menawarkan pengunduran diri yang tidak tulus dan malahan mengalihkan tanggung jawab ke parlemen. Ini hanya strategi untuk menghalangi pemakzulan,” tutur pemimpin Partai Demokrat Korea Choo Mi-ae.
Dalam memakzulkan Presiden, diperlukan dua pertiga dukungan dari 300 anggota parlemen. Saat ini oposisi telah mengumpulkan 172 suara.
Artinya, tinggal diperlukan 28 dukungan pembelotan dari anggota parlemen partai berkuasa Saenuri yang memiliki 128 kursi.
Oposisi menyatakan optimistis mosi ini akan berhasil. Disebut-sebut ada 40 anggota Saenuri yang siap membelot.
Mereka dikenal merupakan bagian dari faksi penentang keras Presiden Park di dalam kubu partai tersebut.
Jika pemakzulan berhasil, Park akan langsung dinonaktifkan dari jabatannya.
Keputusan pemakzulan kemudian akan dibawa ke Mahkamah Konstitusi (MK) di mana diperlukan minimal persetujuan enam dari sembilan hakim untuk meratifikasi keputusan itu.
MK Korsel memiliki waktu untuk memutuskan paling lambat enam bulan.
Sepanjang proses sidang, Perdana Menteri Hwang Kyo-ahn akan disumpah sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Presiden atau Presiden sementara.
Jika MK Korsel memutuskan tidak ada pemakzulan, maka posisi Presiden Park akan kembali dipulihkan.
Presiden wanita pertama Korsel ini akan menjadi Presiden kedua yang menghadapi voting pemakzulan.
Di tahun 2004 parlemen berhasil memakzulkan Presiden Roh Moo-hyun dengan kesalahan pelanggaran hukum pemilu ketika berkampanye.
Namun keputusan ini kemudian dibatalkan MK Korsel yang menilai kesalahan ini tidaklah cukup serius untuk mencopot Roh.
Adapun Park, putri mantan diktator Park Chung-hee menghadapi tuduhan bahwa dia membantu sekutunya Choi Soon-sil mendapatkan uang dari sejumlah perusahaan.
Dia juga memerintahkan ajudannya membocorkan sejumlah dokumen negara kepada Choi.