Assalamualaikum ini tulisan saya tentang kegiatan relawan mahasiswa di Indramayu dan saya sendiri asli Indramayu.
Indramayu adalah kabupaten yang terletak di provinsi Jawa Barat, sekitar 75% mata pencaharian penduduknya berasal dari sektor pertanian sedangkan sisanya dari sektor jasa terutama pengiriman tenaga kerja Indonesia atau TKI yang mayoritas berasal dari Indramayu. Dan biasanya mencari pekerja ke luar negeri tersebut adalah Arab Saudi, Singapura, Malaysia, dan Korea. Dengan demikian banyak dari anak-anaknya putus sekolah dan hanya bisa melanjutkan ke tingkat SMP.
Dan saya sebagai penduduk desa dapat merasakan bila pengetahuan dan lingkungan masyarakat sangat kurang. Adanya disentegrasi sosial yang terjadi salah satu contohnya masalah perkembangan anak-anak, ketika selepas pulang sekolah mereka biasa bermain dengan berjudi, kadang kala di antaranya yang merokok. Dan situasi tersebut dapat membahayakan tumbuh kembang anak-anak.
Karena pendidikan merupakan faktor utama yang sangat penting demi memajukan suatu bangsa, karena menerima pendidikan adalah hak semua anak-anak Indonesia tanpa terkecuali. Yang sejalan dengan UU No. 20 tahun 2003 telah mewajibkan warganegaranya untuk menempuh pendidikan di bangku sekolah 9 tahun terlebih program pemerintah merencanakan program wajib belajar 12 tahun.
Tetapi aktualisasi sekarang, program yang dilakukan Pemerintah dengan wajib belajar 12 tahun, masih belum dirasakan baik oleh anak-anak di pelosok desa. Seperti tahun kemarin wajib belajar 9 tahun , dari pemerataan masih belum maksimal, sedangkan untuk sekarang wajib belajar 12 tahun mungkin di setiap kabupaten di Indonesia sudah diterapkan, dengan harapan jauh lebih baik dari wajib belajar 9 tahun. Karena dari data (Estey, 2012) media internet mengatakan bahwa terdapat 2,5 juta anak usia sekolah di Indonesia belum merasakan indahnya bersekolah, dengan 600 ribu anak usia SD dan 1,9 juta anak SMP.
Agent Of Change, sebagai mahasiswa tidak asing lagi mendengar kata-kata tersebut dan tanggung jawab besar sebagai pelopor perubahan dengan zaman globalisasi dan persaingan ketat. Membuatnya melakukan perubahan-perubahan bangsa walaupun langkah kecil tetapi bermakna untuk semua orang. Terinspirasi dari acara International Volunteer Day yang dilaksanakan di UNJ kemarin yang bertepatan hari volunteer Internasional dilaksanakanpada tanggal 5 Desember, dan kini banyak mahasiswa melakukan aksi komunitas yang serupa salah satunya Les Hermath, VTIC Voundation, Panca Dharma dan lain sebagainya dari penjuru nusantara dan dilakukan oleh mahasiswa maupun masyarakat untuk menyuarakan bahwa kami peduli untuk bangsa tercinta Indonesia yang berkemajuan dan berani melakukan perubahan yang lebih baik.
Berawal dari keperihatinan di desa kabupaten Indramayu, membuat saya dan bersama teman-teman dari Universitas lain di Cirebon (UMC, Unswagati, dan IAIN) membuat gagasan baru yaitu Panca Dharma dan Les Hermath untuk mengajar di akhir pekan, yang diperuntukkan bagi mereka yang kurang beruntung mengeyam pendidikan dan juga menjadikan media pembelajaran sambil bermain yang dapat menarik perhatian anak-anak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Untuk memacu semangat dan melakukan hal positif. Dan yang kami rekrut diantaranya yatim piatu, anak jalanan, disable atau keterbatasan fisik lagi kami binah. Disisi lain kami juga tidak hanya memberikan materi pelajaran belaka, selain itu juga kami memberikan pembelajaran karakter, wirausaha, dan keagamaan yang nantinya akan menjadi bekal anak-anak dalam menghadapi kehidupan dan semua itu kami lakukan dengan ikhlas.
Wirausaha adalah mata pelajaran yang sangat disukai anak-anak, pasalnya kami terapkan keterampilan yaitu bahan-bahan bekas menjadi nilai jual tinggi, semisalnya plastik sachet minuman bekas yang nantinya akan menjadi tas, sepatu, ataupun lainnya yang mempunyai nilai ekonomis.
Dan pendidikan karakter juga sangat penting karena mendidik tidak hanya materi pelajaran tetapi ada hal penting yaitu mendidik hati dengan konsep 3 A (attitude,action,attention). Yaitu attitude atau sikap sangat penting dimiliki oleh anak-anak untuk menyeimbangkan kemampuan, serta action atau tindakan yang nantinya anak-anak bisa melakukan hal positif yang sama dijadikan inspirasi untuk orang banyak dan terakhir attention atau perhatian, yaitu akan jauh lebih peka terhadap lingkungan sekitar dengan mensyukuri arti hidup yang diberikan Sang Pencipta.Volunteer yang kami lakukan hanyalah bagian kecil saja untuk membantu program pemerintah.Karena volunteer itu malaikat tak bersayap dan bahkan menjadi volunteer itu candu. Dan ribuan relawan Indonesia yakin dengan doa dan usaha optimis anak-anak Indonesia bisa maju dan bisa meraih cita-citanya yang tinggi.
Dengan harapan tidak ada lagi anak-anak Indonesia putus sekolah, eksploitasi anak-anak serta kekerasan pada anak-anak. Indonesia tersenyum untuk berkemajuan dan perubahan yang dapat menyatukan perbedaan serta memutus rantai kemiskinan dan kebodohan.
“Akademik Yes, Organisasi Ok, Spriritual Dahsyat, Relawan Siapa Takut!”
Penulis : Hera Wijaya