Tingkat Buta Aksara Di Ngawi Cukup Tinggi Se Jatim

berita pendidikan di Ngawi

SINAR NGAWI ™ Ngawi-Mendasar data yang ada, setidaknya hingga 2017 ini, tercatat 29.394 warga Kabupaten Ngawi masih buta aksara. Kepala Dindik Ngawi Abimanyu menerangkan, hal ini sangat memprihatinkan, karena dari 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur totalnya ada 34 ribu orang usia 15-59 tahun yang buta aksara dan dengan jumlah ini maka kabupaten Ngawi tergolong paling tinggi.

“Mengingat masih tingginya angka buta aksara di Ngawi secepatnya diberantas. Untuk itu kami berkomitmen melakukan percepatan pemberantasan itu bersama Polres Ngawi,” jelas dia.

Jelasnya lagi, melihat kondisi ini pihanya (Dindik-Red) membentuk kesepakatan MoU pemberantasan buta aksara dengan Polres Ngawi sudah terjadi sejak 8 Mei 2017 lalu.
Namun secara teknis administrasi demikian juga persiapan materi perlu ada tenggang waktu sehingga baru bisa terealisasi saat ini.

Secara teknis guna memperoleh hak pendidikan dasar bagi yang masih buta aksara pihaknya bersama Polres Ngawi melaksanakan pendidikan itu melalui lembaga pendidika non formal Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

Dan pelaksanaanya, setiap satu kelompok di desa bakal melibatkan Bhabinkamtibmas selaku tutor dengan 10 orang warga selaku anggota.

Diterangkan juga, waktu proses pendidikan keaksaraan dasar ini membutuhkan waktu selama 114 jam dengan setiap materi 60 menit.

Meski demikian secara akademis tetap mengacu pada tiga standar kompetensi baik lulusan, inti dan dasar.

“Nantinya setiap lulusan keaksaraan dasar ini bisa melanjukan ke jenjang berikutnya yakni program keaksaraan usaha mandiri dan bisa mengikuti ujian Paket A setara SD,” urainya lagi.

Ditempat yang sama, Aiptu Sapto Sumargono selaku Paur Humas Polres Ngawi menindaklanjuti pernyataan Wakapolres Ngawi Kompol Suhono menegaskan, sebelum menjadi tutor pendidikan keaksaraan dasar atau semacam PKBM para anggota Bhabinkamtibmas akan dibekali pelatihan khusus agar menguasai materi nantinya.

“Setiap anggota Bhabinkamtibmas harus mampu menguasai materi karena mereka selaku tutor. Materi yang diberikan tentang kemampuan dasar membaca, menulis, berhitung dan berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar,” tutup Aiptu Sapto Sumargono.
Pewarta: Kun/pr
Editor: Kuncoro


Subscribe to receive free email updates: