LOMBOK TENGAH, sasambonews.com -
Istigozah akbar yang akan dilaksanakan Pemkab Lombok Tengah pada tanggal Jumat (13/10) di Masjid Agung Praya, akan menjadi salah satu kegiatan keagamaan terbesar sepanjang sejarah Lombok Tengah.
Selain menghadirkan imam besar Masjidil Haram, seykh Abdurahman Aausi, kegiatan tersebut juga akan dihadiri puluhan ribu jamaah. Tidak hanya dari Lombok Tengah, tapi juga daerah lain di Nusa Tenggara Barat.
Dalam Konferensi Persnya, Rabu, Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Lombok Tengah, Lalu Herdan mengatakan, undangan yang sudah disebar sampai saat mencapai 10 ribu undangan.
Dikatakan L.Herdan, Jumat pagi, cara diawali dengan khataman Al-Qur’an 1.500 pelajar dari sejumlah lembaga pendidikan di Lombok Tengah yang akan disimak langsung oleh seykh abdurahman Aausi. “Khataman Al-Qur’an ini merupakan hasil dari kegiatan sepuluh menit mengaji (Sepuma) di seluruh lembaha pendidikan yang sudah digalakkan beberapa tahun terahir,” jelasnya.
Jika melihat antusias pelajar, jumlah peserta sebenarnya sangat banyak. Namun karena berbagai pertimbangan, jumlah peserta akhirnya dibatasi. Rencananya, para pelajar lain akan diberikan kesempatan melakukan khataman Qur’an pada peringatan Maulid Nabi.
Setelah khataman Qur’an, dilanjutkan dengan shalat Jumat berjamaah yang akan dimami seykh abdurahman Aausi. Sedangkan yang bertindak sebagai khatib yakni Ust.Yusuf Mansyur. Barulah pada sore harinya, dilanjutkan dengan acara inti, yakni istoghozah.
Sesuai instruksi bupati, seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) akan beritikaf selama satu malam di Masjid Agung. Malam harinya, jamaah akan diajak untuk shalat tahajud berjamaah. Untuk membangunkan warga lain, azan akan dikumandangkan pada pada pukul 3.00.
Tidak hanya saat itu saja, hal serupa juga akan terus dilakukan di hari-hari berikutnya sehingga seolah olah berada di Masjidil Haram. “Di negara lain sudah ada azan shalat tahajud dan ini sangat baik untuk diadopsi di Lombok Tengah,” kata Herdan.
Dengan berbagai rangkaian kegiatan yang direncanakan tersebut, diharapkan mampu merubah suasana Masjid Agung Praya, paling tidak mirip dengan Masjidil Haram. “Kami harapkan suasana Masjid Agung nantinya mirip dengan suasana di Masjidil Haram,” harapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, istigozah tersebut merupakan salah satu momen bersejarah di Lombok Tengah.
Sebab dari sekian banyak kegiatan keagamaan yang dilaksanakan selama ini, baru kali ini dihadiri langsung oleh imam besar Masjidil Haram yang belum tentu bisa dilakukan daerah lain. Untuk itu, pihaknya mengajak seluruh masyarakat menghadiri momen langka tersebut. Dengan harapan, mampu membawa dampak positif bagi Lombok Tengah di masa yang akan datang. |wis