LOMBOK TENGAH, sasambonews.com - Koperasi Tunggal Karya, Desa Penujak Kecamatan Praya Barat, mati suri. Sejak beberapa tahun terakhir, tidak ada kegiatan usaha yang dilakukan pengurus.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Lombok Tengah, H.Amir Husen, mengaku prihatin dengan kondisi tersebut.Kendati demikian, kondisi tersebut harus dimaklumi. Sebab sejak berakhirnya zaman orde baru, sebagian besar KUD gulung tikar. Walaupun masih ada beberapa yang masih aktif, tidak semaju tahun-tahun sebelumnya. Hal itu disebabkan beberapa factor. Selain kewalahan dalam menjalankan usaha, minat masyarakat untuk menjadi anggota koperasi juga terus menurun.
Sebenarnya, lanjut H.Amir, peluang KUD untuk bangkit masih sangat besar. Aset KUD, khususnya di Lombok Tengah masih cukup besar. Tingal bagaimana kepekaan pengurus dalam mencari peluang usaha dan merangsang minat warga untuk bergabung dalam keanggotaan koperasi.
Namun denggan perkembangan pariwisata Lombok Tengah saat ini, diyakini akan berdampak positif bagi pertumbuhan KUD. Dengan geliat pembangunan di bidang pariwisata, peluang usaha yang bisa digarap KUD akan semakin banyak.
Mengenai pembekuan, menurutnya tidak mudah. Karena asset KUD merupakan swadaya masyarakat. Sementara posisi Dinas Koperasi dan UKM hanya membina. “ Kalau mengenai pembekuan tergantung kesepakatan pengurus dan anggota, kami tidak bisa intervensi,” kata H.Amir di ruang kerjanya, Selasa
Terlepas dari itu, pihaknya meminta pengurus tetap semangat dalam membangkitkan koperasi di wilayah masing-masing.
Sementara itu, Ketua KUD Tunggal Karya, Lalu Dikjaya mengakui bahwa koperasi yang dipimpinnya mati suri. Sejak dua tahun terakhir KUD Tunggal Karya memang tidak ada kegiatan usaha. Begitu juga dengan Rapat Akhir Tahun (RAT), tidak pernah dilaksanakan. “Anggotanya sudah tidak jelas,” kata Dikjaya.
Beberapa waktu lalu pihaknya sebenarnya sudah berusaha memperbaharui keanggotaan, tapi tidak mendapat respon positif dari masyarakat.
Adapun asset yang masih tersisa hanya tanah lokasi KUD. Sementara untuk dana bergulir, sudah tidak ada lagi.
Selain kurangnya minat masyarakat, minimnya perhatian pemerintah daerah juga menjadi kendala bagi koperasi dalam mengembangkan usaha.
Pembinaan dari Dinas Koperasi dan UKM dinilai sangat kurang. Dengan anggaran dan kewenangannya, Dinas Koperasi dan UKM seharusnya bisa menggelontorkan modal tambahan. Baik secara cuma cuma ataupun pinjaman kredit lunak. Jika semua itu dilakukan, pihaknya optimis KUD akan kembali bangkit dan menjadi salah satu roda penggerak ekonomi masyarakat. “Kalau ada modal sebenarnya banyak usaha yang bisa digarap. Intinya kami minta dibina,” pungkasnya. |wis