Lombok Tengah,sasambonews.com- Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah terus berupaya untuk meningkatkan taraf hidup dan kesehatan masyarakat dengan berbagai program yang ada, baik secara prefentif (pencegahan ) maupun yang bersifat kuratif (penanggulangan). Salah satu program yang saat ini sedang gencar dilakukan adalah Program PIS-PK ( Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga). Menurut Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah Johan Efendi, S.Si, saat ditemui Tim Majalah Tastura Bersatu di ruangannya pada Rabu, (28/2), Mengatakan, kegiatan ini merupakan program nasional yang dilaunching pada pertengahan tahun 2017 lalu ini, bertujuan mengidentifikasi status atau kondisi kesehatan keluarga secara populasi, kegiatan ini untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang kondisi kesehatan masyarakat di Kabupaten Lombok Tengah, yang nantinya dari data yang diperoleh ini akan dianalisa dan di tindak lanjuti dengan kebijakan pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan lebih bermutu.
Kegiatan ini menyeluruh dilakukan di 12 Kecamatan dan 28 Puskesmas yan tersebar di Kabupaten Lombok Tengah, dengan menurunkan 10 tim di tiap Puskesmas yang dalam 1 tim tersebut sebanyak 3 orang, yang terdiri dari 1 orang Surveyor, 1 orang Operator dan 1 orang E- Numerator. Mereka berkewajiban untuk melakukan pendataan setiap hari jam kerja, yang selanjutnya data yang diperoleh tersebut langsung dilaporkan dengan system online.
Data PIS-PK per 20 Februari 2018 yang diperoleh Kabupaten Lombok Tengah telah mencapai 14.222 KK, dimana angka tersebut berada pada urutan ketiga setelah Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Timur. Namun Seperti yang di sampaikan oleh H.L. Imron, S.KM, M.Kes. selaku Kasi. Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional, bahwa angka tersebut masih terus dapat meningkat dan melampaui Daerah lain apabila Jaringan internet dalam pelaporan secara online bisa lancar. Dari masing-masing kecamatan yang ada, data tertinggi yang diperoleh sebanyak 3159 KK untuk Kecamatan Praya, sedangkan yang terendah sebanyak 43 KK untuk kecamatan Batukliang Utara.
Selain Jaringan internet yang sering terganggu dalam melakukan pelaporan, kendala yang masih dihadapi adalah masih kurangnya sosialisasi dan sumber daya manusia (SDM) yang tidak merata. sehingga perlu adanya pelatihan peningkatan SDM dan terus melakukan sosialisasi dengan melibatkan unsur Puskesmas, Pustu dan Polindes.
Johan menambahkan Pendataan ini ditargetkan dapat mencapai seratus persen pada tahun 2019, sehingga Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang diharapkan dapat dicapai dan tentunya Indeks Kepuasan Masyarakat sebagai tolok ukur keberhasilan pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan di Lombok Tengah dapat terwujud.Walaupun ada beberapa kendala yang dihadapi, namun sejauh ini program ini secara umum dapat dikatakan berjalan cukup baik, imbuhnya.
Lebih lanjut, Johan menjelaskan standar sehat yang diharapkan oleh Program ini mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2016, setidaknya ada 12 indikator yang harus dipenuhi, diantaranya setiap keluarga harus sudah mengikuti program Keluarga Berencana (KB), tentunya didukung oleh tersedianya pelayanan KB di tingkat Kelurahan/ Desa, tersedianya pelayanan medis KB sampai di tingkat Puskesmas, kampanye dan promosi yang dilakukan oleh Pemerintah dan melibatkan pemuka- pemuka agama. Selanjutnya capaian yang diharapkan nantinya adalah terhadap ibu melahirkan, persalinannya harus dilakukan ditempat fasilitas kesehatan yang telah disediakan, seperti Puskesmas, Pustu, Polindes maupun klinik-klinik bersalin yang telah mengantongi izin.
Begitu juga terhadap imunisasi lengkap kepada bayi, dipastikan untuk setiap bayi mendapatkan imunisasi lengkap sehingga ketahanan tubuh terhadap penyakit lebih baik. bayi sudah mendapatkan ASI ekslusif selama 6 bulan, serta apakah Balita mendapatkan pantauan pertumbuhan. Hal tersebut tentunya sangat didukung pula oleh fasilitas pelayanan kesehatan yang menyediakan kebutuhan dasar tersebut, disamping itu pula tentunya promosi dan sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah dan PKK sangat dibutuhkan.
Capaian yang diharapkan lainnya, nantinya untuk Penderita Tuberkulosis (TBC) dalam keluarga dapat ditangani dan lakukan pemantauan secara intensif untuk mendapatkan pengobatan sesuai standar. Begitu pula dengan penderita Hipertensi untuk dapat diketahui sedini mungkin untuk mengantisifasi segala resiko yang bisa ditimbulkan, selanjutnya untuk melakukan pengobatan secara teratur oleh petugas yang telah ditunjuk diwilayah tersebut. Selanjutnya apabila dalam suatu keluarga terdapat penderita Gangguan Jiwa , dipastikan sudah dilakukan penangan yang tepat dan tidak ditelantarkan.
Indikator lainnya dari program ini juga memperhatikan tentang perilaku masyarakat seperti, memberikan pembinaan dan sosialisasi terhadap anggota keluarga yang merokok, agar meiliki kesadaran dan pemahaman yang baik tentang dampak dan bahaya yang ditimbulkan, sehingga nantinya pada setiap rumah bebas dari asap rokok. Begitu pula dengan ketersediaan sarana air bersih dan jamban sehat sudah harus dimiliki oleh setiap keluarga.
Yang terpenting juga dari indikator tersebut adalah bagaimana upaya kuratifnya dengan diupayakan setiap anggota keluarga dalam masyarakat telah memiliki atau menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Dengan tercapainya sasaran-sasaran dari program tersebut pada tahun 2019 nantinya, kesehatan masyarakat terjamin dengan pelayanan yang bermutu baik sehingga angka harapan hidup masyarakat Lombok Tengah meningkat menjadikan Sumber Daya Manusia yang dimiliki berkualitas yang tentunya Lombok Tengah yang Beriman, Sejahtera dan Bermutu dapat terwujud. Aj