Pada karnaval kali ini KapolresLoteng AKBP Kholilurahman menyertakan ratusan personilnya mulai dari pemain Gendang Blek hingga prajurit Kerajaan TonjengBru yang gagah berani serta putri dan dayang dayangnya.
Untuk diketahui Kerajaan Tonjeng Bru sendiri adalah sebuah kerajaan kecil yang berada di wilayah selatan. Pusat pemerintahannya ada di Mertak dengan wilayahnya hingga Kuta bahkan selong belanak. Raja dari Kerajaan Tonjeng Bru inilah yang memiliki putri nan ayu paras jelita. Kecantikannnya hingga tersohor ke pulau jawa sehingga banyak yang tertarik.
Kapolres bertindak selaku raja Tonjeng Bru dengan dua Istrinya yang diperankan Nyonya Kholilurman dan Nyonya Bupati Lombok Tengah Bq.Irma Suhaili. Dia memiliki putri nan cantik jelita dan baik hati. Kecantikannnya sudah tersohor dan menjadi magnet bagi para putra raja di Lombok dan Pulau Jawa.
Mereka ingin mempersunting Putri Mandalika menjadi istrinya. Tidak sedikit dari pangeran itu adu tanding sesamanya untuk me dapatkan putri. Putripun bingung memilih satu dari sekian pangeran tersebut. Jika memilih satu maka yang lain akan kecewa dam marah akibatnya akan terjadi penyerangan ke kerajaan. Jika demikian adanya maka nyawa orang orang tak berdosa akan dikorbankan. Untuk itulah sang Putri tidak memilih satu dari sekian pangeran tersebut. Dia memilih menceburkan diri kelaut dan berjanji akan datang pada masanya dalam perwujudan cacing laut untuk dinikmati oleh rakyatnya sehingga semua orang bisa menikmati putri tersebut.
Makanya setiap tahun pada bulan penanggalan sasak penda menggelar core event bau Nyale.
Demikan lakon singkat yang diceritakan dalam bentuk drama yang dilakukan oleh personil Polres Loteng. Am