Pucak Hari Jadi Ngawi Ke 660, Kearifan Lokal Untuk Pembangunan Berkelanjutan

Puncak hari jadi Kabupaten Ngawi yang Ke 660

SINAR NGAWI™ Ngawi-Setelah melewati serangkaian kegiatan, maka puncak hari jadi Kabupaten Ngawi ke-660 digelar upacara di Alun-Alun Merdeka Ngawi dengan melibatkan seluruh unsur dan stakeholder. Bupati Ngawi Budi Sulistyono dalam sambutannya mengatakan bahwa di usia yang hampir 7 abad jatuh pada 7 Juli 2018, Kabupaten Ngawi harus harus lebih berwarna sesuai kearifan lokal.

“Ini upacara formal semua masyarakat yang diwakili sengaja kita libatkan. Tentunya mereka bisa melihat dan tahu akan sejarah Ngawi untuk bisa meneruskan cita-cita para pendahulu,” terang dia.

tambahnya, pada generasi milenial di era globalisasi ini untuk mewaspadai arus budaya ataupun tradisi yang sekiranya bertentangan dengan kultur budaya masyarakat Ngawi. Caranya, dengan meningkatkan pembangunan dengan menjaga tradisi.

Ditempat yang sama Dwi Rianto Jatmiko Ketua DPRD Ngawi menuturkan, puncak peringatan HUT Kabupaten Ngawi bukan semata hanya dikenang dengan cara yang bersifat seremonial.

Sebaliknya, untuk ditelaah, diyakini dan apa yang bisa dikerjakan di Ngawi secara utuh dan berkesinambungan sebagai bentuk sumbangsihnya terhadap pembangunan yang multi proses di Kabupaten Ngawi.

Ia pun mengomentari tentang slogan ‘Ngawi Ramah’ menjadi ‘Negeri Ngawi Ramah’. Sesuai kacamatanya tidak lebih dari sebuah pemantapan sekaligus apresiasi kepada seluruh masyarakat Ngawi berangkat dari masa kepemimpinan dua periode Budi Sulistyono-Ony Anwar.

Dimana masa kepemimpinan tersebut telah meletakan dasar-dasar pembangunan menuju Ngawi yang lebih mandiri.

“Dengan slogan Negeri Ngawi Ramah ini filosofinya maupun pada prinsipnya tidak lain menggugah kembali untuk menggali semua potensi yang dimiliki,” ungkap Antok panggilan lain Dwi Rianto Jatmiko.
Pewarta: Kun/pr
Editor: Kuncoro


Subscribe to receive free email updates: