SINAR NGAWI™ Ngawi-Tugu Kartonyono berupa gading gajah purba yang menelan anggaran lebih dari Rp. 3 miliar, mendapat sorotan tajam dari berbagai kalangan yang mana hasil akhirnya tak sesuai dengan purwarupa (desain awal). Teguh Suprayitna, PPK pembangunan Tugu Kartonyono dari DPUPR Ngawi menjelaskan, bahwa karena posisi tugu berada di jalur nasional maka harus disesuaikan dan mengalami perubahan dari berbagai sisi.
“Kalau sesuai desain awal memang tinggi tugu berkisar 8 meter dengan lebar sekitar 13, 6 meter. Namun mengingat dari kondisi yang ada yakni posisi tugu berada di jalur nasional secara otomatis dikonsultasikan ke Pemerintah Propinsi Jawa Timur.,” terang dia.Tambahnya, dari hasil dari asistensi, tinggi tugu menjadi 6 meter dengan diameter bawah sekitar 8 meter.
Dengan demikian, menyusul dari posisi titik tugu berada di jalur nasional mau tidak mau harus menyesuaikan dengan faktor kecepatan kendaraan.
Dimana, dalam jalur nasional kecepatan rata-rata kendaraan memang 60 kilometer per jam kalau keberadaan Tugu Kartonyono tetap pada diameter awal akan mengganggu lalu-lintas.
Dalam pembangunan Tugu Kartonyono memang ada dua item besar, yakni terkait pembangunan tugu itu sendiri secara teknis dan ditambah pengaturan landscape jalan, laveling jalan, pengunduran marka dan lampu merah.
“Tugu Kartonyono tersebut sesuai DED nya berubah arah atau berputar 90 derajat setiap 3 jam sekali,” pungkas teguh.
Pewarta: Kun/pr
Editor: Kuncoro