Kadis Pariwisata NTB, Moh. Faozal dalam sambutannya mengatakan, pembukaan pelatihan homestay yang ada di lingkar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Resort Desa Kuta masih belum dikelola dengan baik. Oleh sebab itu, ia meminta agar pengurus homestay bisa melakukan penataan semaksimal mungkin sehingga wisatawan yang datang berkunjung bisa merasa nyaman. “Homestay yang hadir di kawasan mandalika harus memiliki konsep bagaimana pelayanan itu bisa memberikan kenyamanan bagi wisatawan yang menginap nantinya,” katanya.
Dijelaskannya, pelatihan ini juga bertujuan agar pengurus homestay bisa mengetahui pengelolaan management agar hasil bisnisnya bisa diukur. Selanjutnya akan ada juga pelatihan tentang promosi, baik itu melalui media sosial dan lainnya. “Sebanyak 105 homestay berada di kawasan mandalika dan 11 desa, dan itu aktif semua. Kalau mereka mau, nanti kita akan fasilitasi melalui kredit sebesar Rp25 juta di Bank BNI Syariah,” tegasnya. Oleh sebab itu, ia berharap kepada seluruh pengurus homestay untuk mengikuti pelatihan guna mengetahui bagaimana cara melakukan pelayanan yang baik bagi pengunjung, baik itu wisatawan lokal maupun mancanegara. “Jika pelayanan sudah baik ototmatis pengunjung yang datang juga dapat menikmatinya dengan baik pula,” ujarnya.
Dalam hal ini, ia juga menyinggung keberadaan anjing liar yang masih berkeliaran di kawasan mandalika, suara ayam, kebersihan kamar mandi dan lainnya. Dimana hal itu dapat memberikan kesan buruk bagi pengunjung yang sedang menikmati liburannya. Padahal, pihak ITDC sudah menyiapkan kandang yang nilainya mencapai Rp 2 miliar. Namun permasalah ini masih menjadi keluhan masyarakat. “Masalah ini akan menjadi PR kita bersama dalam menciptakan kenyamanan,” terangnya.
Sementara itu, Direktur Poltekpar, Hamsu Hanafi memaparkan pengelolaan homestay yang difasilitasi Dispar NTB ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan tentang manajemen pengelolaan homestay standar serta pemahaman tentang pemasaran keuangan. “Intinya pelayanan yang baik itu dimulai dari senyum agar tamu yang dataang bisa merasakan kenyamanan,” paparnya.
Selain itu, pengurus homestay harus bisa bekerja berdasarkan (4BP), berhati positif, berfikir positif, berbicara positif dan bekerja positif. Disamping itu juga, kecerdasan manusia dalam melakukan pengelolaan homestay harus tersu ditingkatkan, baik itu kecerdasan intelektual, emosi dan juga kecerdasan spiritual. “Jika hal ini sudah diterapkan akan mampu melakukan pengelolaan dengan baik dan memberikan kenyamanan,” pungkasnya. (nw)