Lombok Tengah, SN - Sebuah Pesawat Rinjani Air tipe Airbus A320 PK – PVH dengan flight number SA095, terjatuh di sekitar landas pacu saat melakukan pendaratan di Bandara Internasional Lombok, Rabu 07/08/2019.
|
Simulasi |
Akibatnya, Pesawat yang mengangkut 154 orang penumpang dan 8 orang crew ini meledak dan terbakar sesaat setelah terjatuh.
15 orang dilaporkan meninggal dunia sementara 23 luka berat, 31 luka sedang dan 85 lainnya luka ringan. Seluruh korban ditangani sesuai dengan prosedur penanganan korban saat kejadian darurat.
Kejadian yang disampaikan diatas bukanlah kejadian sesungguhnya melainkan mbagian simulasi dari latihan Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) ke-104 PT. Angkasa Pura I (Persero) yang akan digelar di Bandara Internasional Lombok yang digelar mulai siang hingga rabu malam ini.
Latihan ini melibatkan sedikitnya 504 personel yang terdiri dari Airport Emergency Committee dan Airport Security Committee dari PT. Angkasa Pura I (Persero), TNI/POLRI, Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS), Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Pemadam Kebakaran Lombok Tengah, serta beberapa rumah sakit dan puskesmas di sekitar Bandara Internasional Lombok. Ikut serta sejumlah wartawan dari media massa di NTB.
Rangkaian latihan terbagi dalam tiga latihan, yaitu latihan untuk menguji kesigapan Aviation Security, simulasi Airport Disaster Management Plan (ADMP) exercise, serta simulasi kecelakaan pesawat terbang (aircraft accident exercise).
Di samping penanganan pada saat kejadian, dalam PKD ini juga terdapat skenario penanganan pasca kejadian, yakni penanganan terhadap keluarga korban melalui simulasi greeters and meeters serta latihan penanganan terhadap media (media handling) saat kondisi darurat.
“Latihan ini merupakan bagian dari upayamenguji dokumen Airport Emergency Plan (AEP) dan Airport Security Program (ASP) serta meningkatkan fungsi komunikasi, koordinasi, dan komando. Diharapkan dengan adanya latihan ini, para personel di Bandara Internasional Lombok dapat menpertajam kemampuannya dalam menghadapi keadaan darurat sesuai tugasnya masing-masing,” jelas General Manager Bandara Internasional Lombok Nugroho Jati.
PKD kali ini memiliki tantangan tersendiri karena salah satulatihan dilakukan pada malam hari untuk meningkatkan kesigapan personil menghadapi keadaan darurat yang bisa terjadi kapan saja, tanpa mengenal waktu.
“Latihan ini menjadi bukti komitmen LIA yang senantiasa mengutamakan aspek keamanan dan keselamatan dalam memberikan pelayanan jasa kepada para pengguna bandar udara. Simulasi Penanggulangan Keadaan Darurat ini, juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk menguji sistem dan prosedur standar masing-masing institusi yang terlibat,” imbuh Direktur Operasi Angkasa Pura I Wendo Asrul Rose.
Setiap dua tahun sekali, setiap bandara yang dikelola Angkasa Pura I melaksanakan latihan PKD. Simulasi penanggulangan keadaan darurat di Bandara Internasional Lombok ini, merupakan latihan PKD ke-3 yang diadakan oleh Angkasa Pura I di tahun 2019.
Sebelumnya, latihan PKD telah diadakan di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar dan Bandara Adisutjipto Yogyakarta. Setelah di Bandara Internasional Lombok, PKD akan digelar di Bandara Frans Kaisiepo Biak padabulan September 2019. Am