di Aula Bakti Praja Kantor Gubernur NTB Jalan Pejanggik Kota Mataram membuka Seminar Nasional Konfrensi Studi Regional KSR KOMDA III dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Mataram, dengan tema
persatuan dan keberagamaan dalam bingkai Pancasila menuju Indonesia baru.
Seminar dihadiri oleh peserta dari perwakilan OKP, pelajar dan Mahasiswa se-Kota Mataram.
Hadir juga dalam Kegiatan tersebut,
Kepala Kesbangpoldagri Prov. NTB, Drs.H.Safii,MM, Dirintelkam Polda NTB, Kombes Pol Susilo Rahayu. Direktur Santri Foundation, Tjatur Kukuh, Aktifis senior , Sri Sidoarjo. Ketua PGI NTB Pendeta Viktor Hutauruk. Sekjen PP PMKRI periode 2018-2020, Tarsono Silalahi Ketua PMKRI Cabang Kota Mataram, Adolfus Aku.
Ketua panitia Sefrianus Adirto Utus mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka Konfrensi Studi Regional (KSR) KOMDA III dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Mataram yang pesertanya bukan hanya berasal dari NTB namun dari Luar daerah, seperti Surabaya, Madiun dan Denpasar untuk memupuk persatuan dan kesatuan anak bangsa dalam bingkai Pancasila menuju Indonesia baru
Kegiatan rencana akan diselenggarakan dari tanggal 4 sampai 7 September 2019 dengan menghadirkan narasumber baik dari Kesbangpoldagri, polda maupun dari para senior dan tokoh masyarakat lainnya "semoga kegiatan ini berjalan sesuai dangan harapan" ungkapnya.
Ketua PMKRI Cabang Kota Mataram, Adolfus Aku mengatakan, warga katholik di NTB serta pemuda NTB merasa bangga dan senang dengan adanya seminar dan kegiatan ini dilaksanakan untuk memupuk persatuan dan kesatuan dalam berbagai keberagaman dalam bingkai NKRI.
"Kami di Kota Mataram dengan berbagai etnis suku, agama hidup berdampingan dan semoga selalu terjalin kebersamaan dalam berbagai keberagaman ini sehingga kita anak-anak muda sebagai generasi penerus bangsa menjadi tolak ukur masa depan bangsa yang maju dalam kemajemukan dan kemandirian" jelasnya.
Yustinus Magut, alumni PMKRI Kota Mataram menambahkan, Indonesia memiliki harapan kepada adik-adik pemuda jangan mudah dipecah belah oleh kelompok yang ingin perpecahan bangsa.
"Pemuda memiliki kritis untuk kemajuan bangsa agar kita mampu bersaing dengan bangsa lain" ungkapnya.
Dia mengatakan, sudah 74 tahun Indonesia merdeka namun masih ada yang ingin merusak dan merongrong persatuan bangsa. "kita boleh Dinamis karena adanya ketidak adilan namun perlu kita baca dan cermati bersama agar keharmonisan kehidupan berbangsa dan bernegara selalu terjaga" jelasnya.
"Kami meminta kepada para Romo dan pendeta memberikan arahan kepada kita semua. Kami minta adik-adik yang datang dari luar daerah untuk melihat kerukunan kita di NTB dan keindahan alam di NTB. Harapan kami sebagai alaumi
Selalu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa menuju Indonesia Baru" tambahnya.
Sementara itu Gubernur NTB dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan seminar mengatakan, dirinya bangga kepada anak-anak muda yang memiliki visi dan misi membangun bangsa. Ada sebuah Ilustrasi dari sebuah kisah tentang anak bangsa yang berbeda yaitu warga Malaysia dan Singapura. Anak Malaysia kemudian terheran dengan kemajuan yang ada di Singapura dan bertanya apa konsep keberhasilan sebuah bangsa dan dijawab adalah persatuan.
"Kita Tidak mungkin akan bicara tentang persaudaraan kalau dalam hati tidak kita tanamkan keberagamaan persatuan dan persaudaraan antar anak bangsa sehingga dengan seminar ini dapat memberikan pengetahuan tentang keberagamaan dalam bingkai persatuan dan kesatuan bangsa" jelasnya.
Untuk diketahui pemda NTB punya program mengirimkan mahasiswa ke luar negeri untuk menanamkan keberagamaan dan perbedaan. Sehingga pengalamannya secara empiris yang muncul selama kuliah dalam negeri adalah kedaerahan sehingga ketika kirim le luar negeri yang muncul nantinya adalah kebanggaan terhadap Indonesia. AS