Kamis 19 September 2019 pukul 10.00 wita bertempat di Bendungan Meninting Bukit Tinggi desa Bukit Tinggi Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat dilakukan Peresmian Pembangunan Bendungan Meninting dalam rangka Ground Breaking yang di hadiri oleh Gubernur NTB Dr. Zulkiflimansyah dan Derektor Jendral Sumber Daya Air Dr. Heri Suprayogi.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Direktur Sumber Daya Air Heri Suprayogi. Danrem 162/WB Kolonel Czi Akhmad Rijal Ramdani
Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid Dandim 1606/lobar Kolonel Czi Efijon Kroll S.I.P,. M.M. Kajati NTB
Kapolda NTB diwakili Dansat Polairut Polda NTB, Kepala PU Provinsi NTB
Forum Komonikasi Provinsi NTB, Kementerian SDA, Kementerian PUPR, Kepala BPKP, Kepala BWS, Camat Batulayar M. Mudasir, Kepala Desa Bukit Tinggi. Tokoh masyarakat, tokoh Agama, masyarakat.
Derektor Jendral Sumber Daya Air Dr. Heri Suprayogi mengatakan, Provinsi NTB mempunyai daerah yang berbeda-beda ada yang mempunyai dataran tinggi dan dataran rendah, sehingga ada mempunyai daerah yang banyak air dan derah yang kurangnya sumber air sehingga harus mempunyai tampungan tampungan air untuk mengantisipasi derah-daerah yang kekurangan air dengan cara membuat bendungan.
"Bendungan yang kita buat ini dapat bermanfaat untuk irigasi dan untuk air baku dan yg lebih bermanfaat adalah listri di samping yg sudah di sebutkan yg paling pemilier bendungan ini dapat sebagai tempat pariwisata yg dapat mengangkat derajat derah tersebut" ungkapnya.
Sementara Gubernur NTB Dr. Zulkiflimansyah dalam sambutannya mengatakan sangat begembira hari ini karena Bendungan ini jadi dibangun sekiranya dapat bermanfaat untuk masyarakat dan mengangkat perekonomian masyarakat
Penekanan tombol sirene secara bersama oleh Gubernur NTB, Direktur Sumber Daya Air,Danrem 162/WB ,Kepala PU Prov NTB dan Para pejabat terkait menandai dimulainya pembangunan Dan tersebut.
Untuk diketahui, pembangunan Bendungan Meninting yang di bangaun diatas tanah seluas 122 Hektar yg terdiri dari tanah Hutan dan Perkebunan milik masyarakat dengan Anggaran biaya sebesar Rp.1,4 T.